BRI
Senin, 16 September 2024 10:40 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. Maxi Rein Rondonuwu beberapa waktu lalu menyatakan, kasus penyakit ginjal menunjukkan tren peningkatan, termasuk di kalangan anak muda.
Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Global Burden of Disease (GBD) tahun 2019, menunjukan penyakit ginjal kronis termasuk dalam 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Angka kematian akibat penyakit ginjal kronis di Indonesia mencapai lebih dari 42 ribu jiwa.
Sedangkan pantauan Kementerian Kesehatan sejak tahun 2013, prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai 2%. Angka ini meningkat pada tahun 2018 menjadi 3,8%, yang setara dengan 739.208 orang.
Baca Juga:
Data Riskesdas 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit ginjal kronis pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai 1,33%. Sementara, pada usia 25-34 tahun, prevalensinya telah meningkat menjadi 2,28%.
Untuk usia 35-44 tahun berada pada 3,31%, usia 45-54 tahun 5,64%, usia 55-64 7,21%, usia 65-74 tahun 8,23% dan usia 75 tahun ke atas mencapai 7,48%.
Dilihat dari jenis kelamin, laki-laki memiliki prevalensi yang lebih tinggi sebesar 4,17% dibandingkan dengan perempuan yang prevalensinya sebesar 3,52%.
Penyakit ginjal kronis ditemukan pada 3,85% penduduk di daerah perkotaan, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 3,84% di daerah pedesaan. Berdasarkan prevalensi, Kalimantan Utara merupakan provinsi dengan angka prevalensi ginjal kronis tertinggi, sementara Sulawesi Barat memiliki prevalensi terendah.
Gagal ginjal adalah kondisi di mana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring zat sisa dari darah secara efektif. Ketika ginjal tidak dapat melakukan penyaringan dengan baik, limbah dan zat kimia akan menumpuk dalam darah dan menyebabkan ketidakseimbangan.
Jika gagal ginjal tidak segera ditangani, dapat menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan tubuh. Penumpukan cairan berlebih, terutama di paru-paru, serta perubahan zat kimia dalam darah dapat mempengaruhi fungsi jantung dan otak.
Sementara, gagal ginjal pada usia muda dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi medis tertentu. Berikut adalah rinciannya.
Berikut beberapa kebiasaan buruk yang jadi penyebab gagal ginjal di usia muda:
Banyak anak muda menderita diabetes tipe 1, yang biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berdampak pada ginjal, yang disebut dengan nefropati diabetik. Nefropati diabetik membuat kerja ginjal semakin berat dan berpotensi menyebabkan gagal ginjal.
Tapi, risiko gagal ginjal tidak hanya berlaku untuk penderita diabetes tipe 1. Pola hidup yang tidak sehat juga dapat memicu diabetes tipe 2, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.
Makanan olahan memang enak, tetapi sebaiknya jangan dikonsumsi secara berlebihan atau terlalu sering. Makanan olahan mengandung natrium dan fosfor dalam jumlah tinggi, sementara penderita penyakit ginjal harus membatasi asupan fosfor. Beberapa penelitian mengungkapkan, mengonsumsi fosfor berlebihan dari makanan olahan dapat berdampak negatif pada kesehatan ginjal dan tulang.
Garam atau natrium dapat mengikat banyak cairan yang dibawa bersama darah menuju jantung, sehingga meningkatkan beban kerja jantung. Akibatnya, tekanan darah dapat meningkat, yang dapat merusak pembuluh darah di ginjal dan merusak jaringannya. Jika kondisi ini berlanjut secara terus-menerus, fungsi ginjal akan menurun dan akhirnya menyebabkan gagal ginjal.
Minum air putih dalam jumlah yang cukup penting untuk menjaga fungsi ginjal tetap optimal, karena ginjal berperan dalam membersihkan natrium dan racun dari tubuh. Minum banyak air juga membantu mencegah terbentuknya batu ginjal.
Bagi orang dengan masalah ginjal atau gagal ginjal, mungkin diperlukan pembatasan asupan cairan. Namun, bagi orang yang sehat, dianjurkan untuk minum 1,5 hingga 2 liter air per hari guna mencegah penyakit ginjal.
Kebiasaan mengabaikan waktu tidur bisa menjadi salah satu penyebab kerusakan ginjal. Oleh karena itu, pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup, yaitu sekitar 7 hingga 8 jam setiap malam, agar ginjal tetap sehat dan tubuh terasa segar saat bangun tidur.
Tidur malam yang berkualitas sangat penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan ginjal. Hal ini karena fungsi ginjal dipengaruhi oleh siklus tidur-bangun, yang membantu mengatur beban kerja ginjal sepanjang hari.
Kebiasaan buruk lainnya yang dapat memicu gagal ginjal di usia muda adalah konsumsi daging yang berlebihan. Daging hewan menghasilkan kadar asam yang tinggi dalam darah, yang berpotensi merusak ginjal dan menyebabkan asidosis. Asidosis terjadi ketika ginjal tidak dapat menghilangkan asam dengan cepat.
Protein hewani memang penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan sel-sel tubuh. Namun, pola makan harus tetap seimbang dengan menambahkan buah dan sayuran agar kebutuhan gizi terpenuhi secara optimal.
Gula dapat menyebabkan obesitas serta meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan diabetes, dua kondisi yang menjadi penyebab utama penyakit ginjal.
Selain pada makanan penutup, gula juga sering ditambahkan ke makanan dan minuman yang tidak selalu terasa manis, seperti bumbu masakan, sereal, dan roti putih, yang merupakan sumber gula olahan.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan rutin dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal kronis secara signifikan. Jika seorang peminum alkohol juga merokok, risikonya menjadi lebih tinggi. Perokok yang merupakan peminum berat memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk mengalami penyakit ginjal kronis.
Selain itu, minuman bersoda yang mengandung pemanis juga memiliki risiko yang serupa. Mengonsumsi 1 hingga 2 kaleng atau botol diet soda setiap hari dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal.
Gagal ginjal pada usia muda dapat dipengaruhi oleh kondisi medis lain, seperti sirosis hati. Sirosis hati ditandai dengan pembentukan jaringan parut di hati, biasanya disebabkan oleh konsumsi alkohol jangka panjang atau infeksi virus hepatitis.
Hati adalah organ yang memproduksi empedu untuk menyerap lemak dalam makanan, menyimpan gula, dan membersihkan darah dari senyawa berbahaya dengan mengeluarkan racun melalui urine. Jika fungsi hati terganggu, beban kerja ginjal akan meningkat. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Merokok dapat memperlambat aliran darah ke ginjal, yang pada gilirannya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Kedua kondisi ini merupakan penyebab utama gagal ginjal.
Apakah Anda sering duduk terlalu lama? Atau sering rebahan? Waspadalah, kebiasaan juga dapat menjadi penyebab gagal ginjal di usia muda. Duduk dalam waktu lama juga dapat menjadi penyebab gagal ginjal di usia muda, terutama jika disertai dengan kebiasaan malas bergerak.
Baca Juga:
Meskipun hubungan pasti antara durasi duduk atau aktivitas fisik dengan kesehatan ginjal belum sepenuhnya dipahami, aktivitas fisik yang lebih banyak dapat mempengaruhi tekanan darah dan metabolisme glukosa. Oleh karena itu, disarankan untuk lebih banyak bergerak daripada duduk terlalu lama guna menjaga kesehatan ginjal.
Meskipun obat pereda nyeri dapat efektif untuk mengurangi rasa sakit, sebaiknya jangan dikonsumsi secara berlebihan atau rutin.
Pada label kemasan obat Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID) biasanya terdapat petunjuk penggunaan, yaitu tidak lebih dari 10 hari untuk mengatasi nyeri dan tidak lebih dari tiga hari untuk mengatasi demam. Disarankan untuk selalu mengikuti anjuran dokter saat menggunakan obat NSAID.
Itu dia beberapa kebiasaan buruk yang menjadi penyebab gagal ginjal. Untuk itu, batasi atau hentikan kebiasaan di atas jika ingin ginjal tetap terjaga.
Gagal ginjal adalah penyakit ginjal yang memerlukan kewaspadaan dan penanganan segera. Mengingat bahwa gagal ginjal dapat terjadi kapan saja, sangat penting untuk menjalani pemeriksaan rutin sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini penyakit ginjal.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 15 Sep 2024
sebulan yang lalu