Cegah Karhutla, Hujan Buatan di Sumsel Dimulai

Rabu, 03 Juni 2020 23:54 WIB

Penulis:Nila Ertina

Tangkapan layar diskusi online Pengendalian Karhutla di Masa Pandemi yang digelar Pojok Iklim KLHK, Rabu (3/6).
Tangkapan layar diskusi online Pengendalian Karhutla di Masa Pandemi yang digelar Pojok Iklim KLHK, Rabu (3/6).

PALEMBANG, WongKito.co - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai dilakukan di Sumatera Selatan awal Juni 2020. Sebanyak 1,6 ton garam (NaCl) akan disebar ke awan potensial yang terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Jadwal TMC di Sumsel yakni 2 - 15 Juni 2020,” ungkap Kepala Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Prof Indroyono Soesilo, yang juga selaku Periset Emiritus BPPT, dalam Diskusi Online Pengendalian Karhutla di Masa Pandemi yang digelar pojok iklim KLKH, Rabu (3/6).

Indroyono menjelaskan, TMC dilakukan oleh KLHK, BPPT, TNI-AU dan didukung bersama APHI, KLHK, dan BNPB. Dipastikannya pelaku usaha siap mendukung kegiatan ini meski pelaku usaha masih terkonsentrasi pada masalah pandemi.

Senada, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) wilayah Sumatera, KLHK, Ferdian Krisnanto menyampaikan, dalam melakukan pencegahan karhutla, koridornya tetap tergabung dalam Satgas karhutla Provinsi Sumsel. Kemudian pada pelaksanaannya, operasi pencegahan juga dilakukan di darat yang dilaksanakan juga oleh pihak KLHK dengan personel Manggala Agni dan didukung pihak TNI, Polri, BPBD, bersama instansi terkait lainnya.

“Potensi hujan masih ada, jadi TMC dengan penyemaian garam dilakukan agar terjadi hujan dan lahan gambut tetap basah,” ujar Ferdian di Posko Pelaksanaan TMC di lapangan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang (3/6.)

Ferdi menegaskan, pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut Ditjen KSDAE, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.

Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) diketahui, perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (sepanjang 1 Januari - 3 Juni 2020) sebanyak 826 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.364 titik. Artinya terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 538 titik atau 39,44 %.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Basar Manullang dalam keterangan persnya mengungkapkan, TMC di Sumsel akan menggunakan pesawat Cassa C 212 TNI AU yang sebelumnya digunakan untuk TMC di Riau. “Jika dilihat dari jumlah hotspot dan kejadian karhutla di Sumatera Selatan dan Jambi memang sedikit. Tapi sebagai upaya antisipasi musim kemarau yang akan tiba, kami memindahkan pesawat Cassa C 212 ke Palembang,” jelas Basar. (yulia savitri)