Sabtu, 01 November 2025 20:44 WIB
Penulis:Susilawati

JAKARTA – Deretan film Indonesia yang akan tayang di bioskop pada November 2025 telah menanti. Seperti bulan sebelumnya, terdapat berbagai genre film yang bisa kamu nikmati, mulai dari horor, komedi hingga romantis.
Beberapa film telah dinantikan seperti Pangku, Sampai Titik Terakhirmu, hingga Dopamin. Film Indonesia ini akan menemani hari kalian.
Nikamti film-film berikut di seluruh bioskop Indonesia. Kamu bisa menontonnya di XXI, CGV, atau Cinepolis. Dan berikut beberapa rekomendasi film Indonesia tayang bioskop November 2025.
Baca juga:
Dilansir dari berbagai sumber, berikut rekomendasi film bioskop Indonesia yang tayang November 2025:
Setelah 24 jam tak mendapatkan kabar dari pacarnya yang sedang mendaki gunung, Awindya (Azela Putri), seorang siswi SMA, memutuskan untuk mengajak dua temannya, Agnes (Vonny Felicia) dan Mojo (Mikha Hernan), menyusul kekasihnya ke Gunung Merbabu.
Sesampainya di sana, mereka menemukan juru kunci atau Kuncen gunung telah meninggal secara tragis akibat ilmu hitam.
Bersama dua orang lainnya, Yoga (Cinta Brian) dan Diska (Davina Karamoy), yang juga kehilangan orang-orang terdekat di gunung, mereka sepakat untuk mencari Kuncen baru agar dapat menemukan teman-teman mereka yang hilang.
Menurut kepercayaan setempat, tanpa seorang Kuncen, gunung menjadi sarang misteri, dan makhluk gaib pun bebas meneror siapa saja yang berani memasukinya. Akankah mereka berhasil menemukan penerus sang penjaga, Kuncen Gunung Merbabu?
Sartika (Claresta Taufan), seorang wanita muda yang sedang mengandung, memutuskan pindah dari kota asalnya dengan tujuan memberikan masa depan yang lebih baik untuk anaknya.
Di perjalanan, ia bertemu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi di Pantura, yang merawatnya dan membantu proses persalinannya.
Setelah kelahiran anaknya, Maya mencoba menggoda Sartika agar bekerja di kedai kopi sambil duduk di pangkuannya.
Namun, hidup Sartika berubah ketika ia bertemu Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk distribusi ikan, dan perlahan jatuh cinta padanya. Akankah Sartika akhirnya menemukan kebahagiaan yang ia cari?
Angkasa (Rendy Kjaernett) merasa tak punya alasan untuk bertahan di Jakarta. Dalam waktu yang singkat, ia dipecat dari pekerjaan, ibunya meninggal dunia, dan hubungannya dengan kekasihnya Lembayung (Rachel Natasya) berakhir.
Penuh kekecewaan, Angkasa memutuskan untuk melarikan diri dengan menjadi relawan guru di program yang ia dirikan di Ollon, Tana Toraja. Di sana, ia bertemu enam muridnya yang memiliki nama depan menyerupai nama-nama presiden Indonesia yaitu Karno, Harto, Habi, Wahid, Mega, dan Bambang.
Sebuah peristiwa pun terjadi yang membuat Angkasa mulai melihat hidup dengan cara yang lebih bijak. Pelariannya pun berubah menjadi sebuah perjalanan untuk memahami makna kehidupan sejati.
Enam bulan setelah menikah, Andin (Adinda Thomas) mulai merasakan hal-hal aneh dalam rumah tangganya. Sejak awal, Pakde Bagyo (Nugie) sudah menaruh curiga karena pernikahan itu terkesan terburu-buru.
Bersama Amara (Adzwa Aurel), adik Andin yang juga mewarisi kemampuan karuhunan, mereka sering menyaksikan tanda-tanda ganjil yang mengganggu.
Kecurigaan mereka akhirnya terbukti ketika diketahui bahwa Aryo (Wafda Saifan), suami Andin, menjalin hubungan khusus dengan Naura (Aulia Sarah), seorang wanita kaya di kota mereka.
Naura menggunakan ilmu pelet Lintrik, kekuatan mistis yang berbahaya, untuk merebut Aryo sepenuhnya dari Andin. Akibatnya, Andin dan keluarganya terjebak dalam teror gaib yang tak berkesudahan. Bagaimanakah nasib rumah tangga Andin dan Aryo setelah semua ini?
Dalam perjalanan mengejar impian masing-masing, Shella (Mawar de Jongh) dan Albi (Arbani Yasiz) saling bertemu. Hubungan mereka bukan hanya sekadar ketertarikan fisik, tapi juga ikatan hati yang dalam. Awal kisah cinta mereka dipenuhi momen manis, ditambah dukungan penuh dari keluarga yang merestui hubungan mereka.
Tapi, kebahagiaan itu terusik ketika Shella didiagnosis menderita kanker. Jatuh bangun, tawa, air mata, hingga yang tersisa hanyalah cinta. Bukan sekadar cinta sementara, tapi cinta sampai di titik terakhir.
Hubungan suami istri Malik (Angga Yunanda) dan Alya (Shenina Cinnamon) sedang tidak harmonis setelah Malik terkena PHK dan terjerat utang. Masalah semakin rumit ketika mobil Malik mogok setelah wawancara kerja yang gagal.
Hingga orang asing menolongnya dan menginap di rumah mereka. Keesokan paginya, pasangan muda itu terkejut menemukan tamu tersebut tewas dengan jarum suntik di tangannya, meninggalkan sekoper berisi uang miliaran yang kemudian mengubah hidup mereka.
Hidup serba sulit, utang menumpuk, dan kisah cinta terancam kandas, itulah kondisi tiga sahabat, Anto (Ardit Erwandha), Dimas (Yono Bakrie), dan Indra (Benedictus Siregar), yang dikenal sebagai Trio Gagak, hingga mereka muak hidup miskin.
Anto membutuhkan mahar puluhan juta untuk menikahi kekasihnya, Andini (Yoriko Angeline), Dimas ingin membantu usaha ibunya, sementara Indra tenggelam dalam jeratan pinjaman online.
Di tengah keputusasaan, mereka menemukan sebuah buku mantra pesugihan kuno peninggalan kakek Indra. Dari sana muncul ide paling nekat, melakukan pesugihan tanpa tumbal, dengan cara menjual sate dari daging burung gagak kepada makhluk halus!
Zoya (Saskia Chadwick) adalah mahasiswi kedokteran yang taat beragama dan memegang teguh prinsip pernikahan tanpa pacaran.
Ia memiliki dua kakak, Khalid (Maghara Adipura) dan Asma (Ghina Salsabiela), yang masing-masing mengalami kegagalan cinta traumatis, sehingga Zoya menderita Philophobia, rasa takut untuk jatuh cinta.
Di kampus, Zoya bertemu Faris (Fadi Alaydrus), mahasiswa teknologi kelautan yang tampan, tinggi, dan juga seorang vokalis. Namun, Zoya langsung merasa kesal pada pandangan pertama karena terganggu oleh suara bising motor Faris setiap kali ia pergi sholat ke masjid kampus.
Sementara, Cleopatra (Dinda Mahira), seorang mahasiswi metropolitan yang cantik, energik, dan agresif, adalah penggemar berat Faris. Ia jatuh cinta dan berusaha mengejar Faris dengan gigih.
Menceritakan Umar Bakri (Bucek Depp), seorang guru idola sekaligus ayah tunggal, yang menjalani hidup sederhana bersama putrinya, Magda (Arla Ailani).
Kehidupannya berubah drastis ketika sebuah video yang memperlihatkan dirinya menampar seorang siswa kaya menjadi viral di media sosial.
Meski mendapat hujatan dan harus menghadapi proses pengadilan, Umar memilih tetap diam demi menjaga rahasia besar yang berpotensi menghancurkan masa depan murid-muridnya.
Raka (Rio Dewanto), seorang petugas keamanan pengadilan yang jujur, merasa gelisah menyaksikan hukum sering dimanipulasi oleh uang, koneksi, dan kebohongan.
Kehidupan Raka semakin hancur ketika istrinya, Nina (Niken Anjani), seorang pengacara muda yang sedang hamil, menjadi korban kekejaman seorang anak orang kaya yang dilindungi pengacara licik, Timo (Reza Rahadian).
Terjebak dalam sistem yang korup dan pengaruh media sosial yang mudah dipengaruhi, Raka mulai kehilangan kepercayaannya pada keadilan, hingga akhirnya ia memutuskan mengambil alih persidangan dengan pistol di tangannya.
Berlatar di Bali pada tahun 1930-an, film karya Garin Nugroho ini menceritakan tentang Darta (Ario Bayu), seorang pemuda miskin yang jatuh cinta pada Sinta (Juliet Widyasari Burnett), seorang wanita dari keluarga bangsawan.
Hubungan mereka ditentang karena perbedaan status sosial. Demi mengubah nasib, Darta kemudian menempuh jalan gelap dengan membuat perjanjian gaib bersama makhluk mistis yang dikenal sebagai Raja Monyet.
Setelah beberapa kali gagal dalam menjalankan misi, Detektif Bene, Boris, Jegel, dan Oki mendapat satu kesempatan terakhir yaitu menyamar dan menyusup ke sebuah panti jompo untuk memburu buronan kasus pembunuhan anak wali kota.
Seperti edisi pertama yang tayang pada 2024, film ini kembali disutradarai Muhadkly Acho.
seorang dalang wayang ternama Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), bukan dalang biasa. Ia memiliki ambisi besar untuk menguasai ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan meraih keabadian.
Citra (Celine Evangelista), keponakan Mbok Ning (Nai Djenar Maisa Ayu) yang merupakan asisten setia Ki Mangun Suroto, direkrut menjadi Sinden. Namun, sebenarnya ia dipilih untuk menjadi tumbal terakhir.
Citra berlatih dengan tekun, berharap uang hasil kerjanya bisa digunakan untuk mengobati adiknya, Dewi (Aisyah Kanza). Seiring waktu, serangkaian kejadian mengerikan terus menimpa Citra, membuatnya semakin tertekan dan bingung.
Sementara itu, Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga di padepokan Ki Mangun Suroto, berusaha menyelamatkannya dari bahaya yang mengintai.
Seorang pelukis yang dikenal dengan karya-karya micro painting yang mendunia baru saja pulih dari kecelakaan. Saat ia mencoba memulai kembali hidupnya, seorang wanita tua muncul dan mengaku sebagai ibunya. Namun, ia tak mampu mengenali wajah ibu yang ditinggalkannya 18 tahun lalu.
Alif (Rio Dewanto) pun terseret ke dalam rahasia kelam yang tersembunyi. Terinspirasi dari cerita rakyat paling ikonik di Indonesia, Malin Kundang, film ini menghadirkan interpretasi baru yang menggabungkan folklore dengan drama misteri yang menegangkan.
Film ini menceritakan Anggie (Acha Septriasa), seorang wanita Indonesia yang tinggal dan menempuh pendidikan di Australia. Ia menjadi korban kekerasan dari kekasihnya, Ethan (Matt Williams), di Sydney.
Suatu hari, setelah hidupnya hancur, Anggie memutuskan untuk meninggalkan Ethan. Dalam kondisi mabuk dan terluka, ia terjatuh di depan sebuah masjid dan diselamatkan oleh Fatimah (Hana Saraswati), seorang gadis yang mengurus masjid tersebut.
Kebaikan Fatimah dan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang didengarnya menyentuh hati Anggie. Ia pun meminta untuk diajarkan tentang Islam. Keputusan Anggie memeluk agama Islam menjadi titik balik dalam hidupnya.
Namun, ia harus menghadapi penolakan dari keluarga dan lingkungannya. Perjalanannya dipenuhi luka, keteguhan, dan harapan untuk berubah. Film ini sarat makna mengenai spiritualitas, penerimaan diri, cinta keluarga, dan pengampunan, relevan untuk semua kalangan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 01 Nov 2025