Jumat, 16 Oktober 2020 20:17 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co - Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi atau CEPI mempercayakan produksi vaksin Coronavirus Disease 19 (COVID-19) kepada PT Bio Farma mulai tahun depan dengan jumlah 100 juta per tahun.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan fasilitas Bio Farma yang akan digunakan oleh CEPI adalah untuk memroduksi vaksin COVID-19 dengan multi platform. Bio Farma memproduksi sebanyak 100 juta dosis per tahunnya, yang akan dimulai pada akhir kuartal IV-2021 atau kuartal I-2022 mendatang.
“Saat ini dunia sedang berusaha untuk menemukan vaksin COVID-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin COVID-19 dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri. Sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya,” ujar Honesti dikutip dari TrenAsia.com, jaringan WongKito.co, Jumat (16/10).
Ia menyampaikan Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for COVID-19. Hal itu merupakan kelanjutan dari hasil due diligence pada tanggal 15 September 2020. Saat itu memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.
Ia menambahkan kepercayaan yang diberikan oleh CEPI juga tidak lepas dari pengalaman perseroan di dunia internasional sejak tahun 1997.
Bio Farma, lanjut dia, tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP). Sehingga vaksin hasil dari Bio Farma sudah digunakan di 150 negara.
Tak Ganggu Produksi
Honesti menegaskan penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan mempengaruhi kegiatan produksi rutin yang ada di Bio Farma.
“Tentu saja kami sudah memperhitungkan aktivitas produksi kami yang rutin, setelah dilakukan perhitungan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin di Bio Farma,” katanya.
Pada masa yang akan datang, lanjut dia, kolaborasi dengan CEPI tidak sebatas vaksin COVID-19 saja, melainkan pengembangan vaksin pandemi lainnya, melalui berbagai teknologi terkini.
“Diharapkan Bio Farma bisa mendapatkan akses terhadap berbagai teknologi pembuatan vaksin, sehingga akan memperkuat kemandirian vaksin secara nasional,” katanya.
CEPI merupakan koalisi pemerintah-swasta dan filantropis yang berpusat di Norwegia, memiliki tujuan untuk mengatasi epidemi, dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya.
CEPI juga bertujuan untuk mengembangkan fase awal vaksin, yang aman, efektif dan terjangkau yang dapat membantu menahan wabah sedini mungkin. (SKO)
CEPI Percayakan Produksi Vaksin COVID-19 ke Bio Farma
JAKARTA, WongKito.co - Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi atau CEPI mempercayakan produksi vaksin Coronavirus Disease 19 (COVID-19) kepada PT Bio Farma mulai tahun depan dengan jumlah 100 juta per tahun.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan fasilitas Bio Farma yang akan digunakan oleh CEPI adalah untuk memroduksi vaksin COVID-19 dengan multi platform. Bio Farma memproduksi sebanyak 100 juta dosis per tahunnya, yang akan dimulai pada akhir kuartal IV-2021 atau kuartal I-2022 mendatang.
“Saat ini dunia sedang berusaha untuk menemukan vaksin COVID-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin COVID-19 dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri. Sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya,” ujar Honesti dikutip dari TrenAsia.com, jaringan WongKito.co, Jumat (16/10).
Ia menyampaikan Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for COVID-19. Hal itu merupakan kelanjutan dari hasil due diligence pada tanggal 15 September 2020. Saat itu memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.
Ia menambahkan kepercayaan yang diberikan oleh CEPI juga tidak lepas dari pengalaman perseroan di dunia internasional sejak tahun 1997.
Bio Farma, lanjut dia, tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP). Sehingga vaksin hasil dari Bio Farma sudah digunakan di 150 negara.
Tak Ganggu Produksi
Honesti menegaskan penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan mempengaruhi kegiatan produksi rutin yang ada di Bio Farma.
“Tentu saja kami sudah memperhitungkan aktivitas produksi kami yang rutin, setelah dilakukan perhitungan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin di Bio Farma,” katanya.
Pada masa yang akan datang, lanjut dia, kolaborasi dengan CEPI tidak sebatas vaksin COVID-19 saja, melainkan pengembangan vaksin pandemi lainnya, melalui berbagai teknologi terkini.
“Diharapkan Bio Farma bisa mendapatkan akses terhadap berbagai teknologi pembuatan vaksin, sehingga akan memperkuat kemandirian vaksin secara nasional,” katanya.
CEPI merupakan koalisi pemerintah-swasta dan filantropis yang berpusat di Norwegia, memiliki tujuan untuk mengatasi epidemi, dengan cara mempercepat pengembangan vaksinnya.
CEPI juga bertujuan untuk mengembangkan fase awal vaksin, yang aman, efektif dan terjangkau yang dapat membantu menahan wabah sedini mungkin. (SKO)