Dilema Ujian Online Bagi yang tak Mampu Beli HP

Kamis, 18 Juni 2020 05:17 WIB

Penulis:Nila Ertina

ilustrasi  ujian tatap muka
ilustrasi ujian tatap muka

Guru Siapkan Ujian Tatap Muka

DARI mana kok baru datang? ujar Silvi bertanya kepada seorang buruh bangunan yang kebetulan sedang mengerjakan renovasi kediamannya.

"Saya mengantar anak yang ikut ujian kenaikan kelas di sekolah, ujian susulan bu," kata Kirman yang terpaksa tiga hari telat kerja hingga dua jam.

Ujian susulan menjadi pilihan bagi anak-anak yang tidak mempunyai telpon seluler atau HP, karena tidak semua siswa yang orang tuanya mampu membeli telpon genggam.

Kirman menambahkan, seharusnya ujian kenaikan kelas anaknya yang bersekolah disalah SMP swasta di kawasan perbatasan Kota Palembang dengan Kabupaten Banyuasin itu dilaksanakan dua pekan lalu.

Namun, bagi siswa yang tidak bisa mengikuti ujian secara online pihak sekolah memberikan kemudahan dengan ujian di kelas tetapi dengan penerapan protokol kesehatan.

Siswa dan guru wajib menggunakan masker, jaga jarak dan disediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun.

"Saya tentunya, berterimakasih kepada pihak sekolah yang menyediakan waktu khusus bagi siswa tak mampu untuk ikut ujian," ujar dia.

Sementara tidak semua sekolah di Palembang melaksanakan ujian kenaikan kelas, tetapi guru cukup memberikan tugas yang dinilai secara online.

"Sejak libur karena penyebaran virus Corona, kami mengerjakan tugas setiap mata pelajaran dan hasilnya disampaikan melalui grup "WA" yang telah dibuat wali kelas," kata Anisa.

Siswi SMP Negeri yang berlokasi di bilangan tengah Kota Palembang itu menceritakan kalau tugas-tugas sekolah yang mereka setorkan ke guru secara online itu, menjadi penilaian untuk kenaikan kelas.

Selama pandemi, banyak cara dilakukan sekolah untuk tetap mendorong siswa-siswi melaksanakan proses belajar di rumah.

Tak sedikit pula kendala yang harus dihadapi siswa-siswi terutama berkaitan dengan ketersediaan telpon genggam. Belum lagi ketika pelajar yang bermukim di kawasan dengan jaringan telekomunikasi tak tersedia dengan layak.

Reni (45) guru SMP swasta mengakui, kalau pihaknya memahami tidak semua siswa mampu membeli HP, karena itu sekolah menyediakan waktu khusus ujian tatap muka.

Meskipun mayoritas siswa ikut ujian online, namun yang tak punya telpon genggam juga memiliki hak yang sama ikut ujian kenaikan kelas. Atas dasar itulah pihaknya menyiapkan segala kebutuhan ujian di kelas, kata dia.(Nila Ertina)