ikan
Jumat, 28 Januari 2022 17:25 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co - Mendukung pengelolaan ikan tangkap dan budidaya ikan pesisir menjadi salah satu cara Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menjaga "Harta Karun di Laut Nusantara" seperti tema dialog konservasi yang digelar, Kamis (27/1/2022).
Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman mengatakan Indonesia memiliki kepulauan terbesar dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.
"Data mencatat lebih dari 600 jenis terumbu karang dan 2.000 ikan karang. Wilayah mangrove dan lamun Indonesia juga yang terluas di dunia," kata dia dalam siaran pers yang diterima, Jumat (28/1/2022).
Sedikitnya, sebanyak 7 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor kelautan.
Baca Juga:
Ilman mengungkapkan pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan dengan manfaat ekologi, sektor kelautan dapat menjadi soko guru perekonomian bangsa.
"Kami mendorong praktik pengelolaan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan. Upaya yang telah dilakukan antara lain melalui pendekatan pengelolaan pesisir terpadu, mendorong praktik perikanan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat pesisir hingga mendorong tata kelola. Upaya ini tentu melibatkan banyak mitra, dari pemerintah, akademisi hingga sektor swasta,” ujarnya.
Ia menegaskan YKAN fokus mendukung sumberdaya hayati pesisir dan laut diantaranya adalah melalui program-program pengelolaan ikan tangkap dan budidaya perikanan pesisir.
Dimana, dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah, sektor perikanan menjadi salah satu potensi unggulan ekonomi Indonesia. Namun, berdasarkan data kajian dalam 5 tahun terakhir, banyak spesies perikanan laut dalam saat ini berada di bawah titik lestari atau mendekati punah secara fungsional. Faktor utamanya adalah pengambilan ikan yang melebihi batas lestari, ungkap dia.
Kekinian, YKAN mendorong praktik perikanan berkelanjutan melalui skema kemitraan Fish Improvement Project (FIP) atau program peningkatan perikanan yang mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan.
Skema program ini juga didukung oleh inovasi ilmiah yang telah dikembangkan oleh YKAN, yaitu Crew-Operated Data Recording System (CODRS) yang dapat menjawab tantangan kekurangan data tentang perikanan laut dalam di Indonesia, tambah Ilman.
Ilman menambahkan bahwa dengan CODRS, data mengenai praktik penangkapan perikanan di Indonesia dapat dilacak untuk menghindari eksploitasi berlebih.
Contohnya adalah budidaya udang yang merupakan komoditas perikanan dengan meliputi 15% dari total nilai perdagangan perikanan global.
"YKAN bersama masyarakat, pemangku kepentingan dan mitra saat ini sedang mengembangkan suatu skema budidaya udang yang ramah lingkungan yang disebut SECURE Program atau Shrimp Carbon Aquaculture program.
SECURE adalah upaya merestorasi ekosistem mangrove dan meningkatkan produksi tambak tradisional dengan memperkecil area budidaya hingga 20% dan memanfaatkan 80% untuk lahan mangrove.
“Diharapkan program ini dapat memberikan manfaat untuk memulihkan ekosistem mangrove, meningkatkan kualitas udang melalui sertifikasi, mengurangi emisi karbon dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Tidak Buang Sampah ke Laut
Dukungan terhadap pelestarian laut juga datang dari kalangan seniman. Mereka membungkus pesannya lewat pendekatan yang estetik. Hal ini coba disuarakan oleh kelompok musik Wolftank yang digawangi oleh Ariyo Wahab, Tyo Nugros, Noey Jeje, dan Kin Aulia.
"Sumber daya laut Indonesia harus dilestarikan dan terus dijaga. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan tidak membuang sampah ke laut, sehingga laut bisa memberikan manfaat hingga generasi mendatang,"terang Kin Aulia.
Senada dengan Kin, Noey personel Wolftank lainnya menambahkan bahwa generasi muda bisa terlibat upaya pelestarian lingkungan dari lingkup yang terkecil, yaitu keluarga, dengan tindakan dan juga penyadartahuan tentang arti penting lingkungan bagi keberlangsungan kehidupan.(ril)
10 bulan yang lalu