PKBI Sumut
Rabu, 25 Januari 2023 17:16 WIB
Penulis:admin
Editor:Redaksi Wongkito
PALEMBANG, WongKito.co - Diskriminasi dan stigma yang selama ini diterima penyintas HIV/Aids dan komunitas waria tidak lepas dari narasi dalam berita di media. Untuk membahas hal itu, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Utara Distrik Kota Palembang menyambangi kantor media WongKito.co dan diterima tim redaksi, Rabu (25/01/23).
Paralegal Tim Community System Strengthening Human Rights (CSS HR) PKBI Sumut, Aliyul Hidayat mengatakan, agenda media visit ini bertujuan mendekatkan komunitas ke media. Sebab, media bisa menjadi wadah edukasi ke masyarakat tentang bagaimana penularan HIV/Aids dan adanya hak yang sama untuk dihargai.
“Kita ingin komunitas bisa bercerita tentang keresahan tanpa perlu menjabarkan kisah yang dialami. Ini agar publik mengerti hak mereka dan mengetahui bahwa HIV ada pengobatannya, sehingga bisa dihargai dan dirangkul,” jelasnya.
Selain itu, kunjungan ini juga untuk menjalin sinergisitas media sebagai mitra dalam penyampaian program PKBI Sumut di Palembang. Pihaknya sebagai organisasi pemerhati penyitas memahami peran media.
Tim Advokasi CSS HR, Sari Palupi menambahkan, terkadang dia mendapati bahasa pemberitaan tentang penyintas HIV/Aids ataupun komunitas waria masih terlalu kaku, tidak humanis, dan menampilkan sisi sedih saja. Dia berharap media dapat menuliskan hal yang memberi motivasi dan mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyintas.
Hal yang sama disampaikan Heri, Ketua Himpunan Waria MKGR Sumsel. Dia sangat berharap media seperti WongKito.co dapat membantu sebagai sarana informatif terkait hal positif dari komunitasnya.
“Kami berharap masyarakat tahu peran waria juga bisa dihargai, dan kami sendiri tentu akan tunjukkan kegiatan sosial yang positif di masyarakat, bukan sekedar pemberitaan,” kata Heri.
Pemimpin Umum Media WongKito.co, Nila Ertina mengatakan, medianya terbuka sebagai ruang aman bagi komunitas. Apalagi di WongKito.co sudah ada kanal yang bisa dimanfaatkan umum untuk menulis.
“Tentu kami memberikan ruang untuk edukasi ke masyarakat, terutama terkait hak warga negara. Silahkan jika ada komunitas yang punya tulisan bisa kirim ke kami,” ujarnya. (yulia savitri)
setahun yang lalu