Rabu, 11 Oktober 2023 18:17 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Menurut data dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium selama periode 5 hingga 10 Oktober 2023 adalah sekitar Rp13.216 per kilogram, mengalami penurunan sekitar 0,18% dibandingkan dengan rata-rata harga pada pekan sebelumnya, yang mencapai Rp13.240 per kilogram. Harga tertinggi beras medium tercatat di Papua dengan harga Rp15.975 per kilogram, sementara yang terendah terjadi di Kalimantan Selatan dengan harga mencapai Rp12.079 per kilogram.
Penurunan terbesar dalam harga beras medium terjadi di Zona I, dengan harga mencapai Rp12.906 per kilogram, mengalami penurunan sekitar 2,98% dibandingkan dengan hari sebelumnya atau 9 Oktober 2023 dan sekitar 2,61% dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara untuk beras premium, harga mencapai Rp14.983 per kilogram, mengalami penurunan sekitar 4,68% dibandingkan dengan hari sebelumnya dan sekitar 4,25% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyebutkan terjadinya penurunan harga Beras Medium tersebut seiring dengan mulai terpenuhinya permintaan dan kebutuhan beras di pasar, salah satunya stok Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta yang secara bertahap mulai tercukupi.
Baca juga:
"Simple saja, dengan terpenuhinya permintaan pasar artinya kebutuhan masyarakat tercukupi, dan kita harapkan harga beras terkendali,” ujar Arief pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Oleh karena itu, Badan Pangan Nasional terus mendorong pasokan beras ke pasar sambil tetap memantau fluktuasi harga beras di pasaran. Meskipun stok beras di PIBC Jakarta masih berada di bawah 30 ribu ton, namun stok beras perlahan kembali normal. Pada 10 Oktober 2023, stok beras mencapai 29.161 ton, meningkat sekitar 10,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 26.340 ton. Harga rata-rata beras pada 10 Oktober 2023 adalah sekitar Rp12.833 per kilogram, mengalami penurunan sekitar 2,9% dari harga pada bulan September 2023, yang mencapai Rp13.222 per kilogram.
Harga beras IR64 juga telah turun sekitar 11% menjadi Rp11.200 per kilogram, dan diperkirakan akan terus turun seiring dengan peningkatan stok beras medium yang masuk ke PIBC Jakarta.
Selain upaya memastikan pasokan beras ke pasar, Arief yang juga menjabat sebagai Plt Menteri Pertanian, mencatat bahwa langkah strategis lain yang dilakukan adalah dengan mengalokasikan beras komersil milik Perum Bulog ke penggiling padi. Hal tersebut diharapkan dapat mempercepat distribusi beras dan memenuhi kebutuhan beras dengan lebih efisien.
Selain itu, Pemerintah juga telah mengalokasikan bantuan beras untuk 21,353 juta masyarakat dengan pendapatan rendah. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjaga daya beli masyarakat dan akhirnya mengendalikan kenaikan harga beras. Hingga tanggal 9 Oktober 2023, penyaluran bantuan beras tahap kedua untuk bulan September 2023 sudah terealisasi sebanyak 200 ribu ton atau mencapai 99,62%.
Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan jumlah impor beras sebanyak 1,5 juta ton untuk menjaga stok CBP tetap stabil. Arief menyatakan bahwa penambahan impor tersebut merupakan langkah pencegahan menghadapi penurunan produksi akibat dampak El Nino dan untuk menjaga stabilitas beras di pasar.
Pada tanggal 11 Oktober 2023, stok CBP di Bulog mencapai 1,6 juta ton, dan penyaluran Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) telah mencapai 821 ribu ton. Dengan penambahan impor beras untuk CBP tersebut, diharapkan pasokan akan cukup hingga akhir tahun 2023.
"Berbagai upaya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras telah kami kerjakan, pemenuhan stok CBP bersama Perum Bulog juga akan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas beras nasional hingga tahun depan sesuai arahan Presiden Jokowi," tutur Arief.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 11 Oct 2023