Jumat, 06 November 2020 19:27 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co – Guna menjaga keberlangsungan ekspor produk andalan di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan pembiayaan kepada 11 Usaha Kecil Menengah (UKM) berorientasi ekspor senilai Rp16,10 miliar.
Melansir TrenAsia.com, suntikan ini untuk menjaga keberlangsungan ekspor, termasuk produk-produk UKM. Untuk itu, Kemendag menggandeng sejumlah pihak untuk memberikan stimulus fiskal maupun nonfiskal bagi pelaku usaha dengan harapan akan mampu memperbaiki kinerja perdagangan internasional Indonesia.
“Pembiayaan ekspor ini diharapkan dapat membantu ‘UKM Naik Kelas’ untuk tetap menggerakkan roda usahanya. Sehingga, mampu berkontribusi dalam peningkatan ekspor nonmigas dan ikut memperbaiki neraca perdagangan dan ekonomi nasional,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam keterangan resmi, Jumat, (6/11).
Selain UKM eksportir, masih banyak pelaku usaha yang masih kesulitan mendapatkan akses pembiayaan terutama selama pandemi COVID-19.
Melalui skema penugasan khusus ekspor dari pemerintah, LPEI menyediakan dukungan finansial melalui produk pembiayaan bagi pelaku usaha UKM berorientasi ekspor.
Selain itu, LPEI juga memiliki fasilitas penjaminan yang menempatkan LPEI sebagai lembaga pemberi kredit (credit enhancer) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk memperoleh akses pembiayaan dari bank.
Gandeng Bank BNI
Pada kesempatan yang sama, Kemendag juga meneken kerja sama dengan Bank BNI dalam menyediakan pembiayaan ekspor UKM.
“Ini agar pelaku usaha dapat mempertahankan hubungan dagang dengan mitranya saat ini dan menjaga kemampuan untuk mencari potensi pasar baru,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan.
Pada pertengahan bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor September 2020 mencapai US$14,01 miliar, naik 6,97% dibandingkan Agustus 2020. Pertumbuhan ekspor disumbang oleh kenaikan ekspor migas 17,43% dan nonmigas 6,47%.
Walhasil, neraca perdagangan pada September 2020 kembali mencetak surplus senilai US$2,44 miliar. Perolehan ini membaik dibanding surplus Agustus 2020 sebesar US$2,33 miliar.
Surplus September tahun ini juga membesar dibandingkan dengan posisi September 2019 yang justru defisit US$183,3 juta. Tren surplus ini disumbang oleh kinerja ekspor yang lebih tinggi daripada impor.
Sementara nilai impor pada September 2020 tercatat sebesar US$11,57 miliar.