Rabu, 29 Desember 2021 14:36 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA, WongKito.co, – Pemerintah menetapkan harga referensi produk Crude Palm Oil (CPO) untuk penetapan bea keluar pada periode Januari 2022 sebesar US$1.307,76/MT.
Harga referensi tersebut terhitung menurun US$58,23 atau 4,26% dari periode sebelumnya di bulan Desember 2021 sebesar US$1.365,99/MT.
Penetapan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2021 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Sementara itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Ditjendaglu) juga menetapkan Bea Keluar (BK) CPO untuk periode Januari 2022 menjadi sebesar US$200/MT.
Nilai tersebut terhitung tidak berubah atau sama dengan BK CPO pada periode sebelumnya di bulan Desember 2021.
“Saat ini harga referensi CPO telah jauh melampaui threshold US$750/MT. Untuk itu, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$200/MT untuk periode Januari 2022,” ujar Ditjendaglu Indrasari Wisnu Wardhana dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 29 Desember 2021.
Lebih lanjut, pihaknya menerangkan bahwa penurunan harga referensi CPO dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah menurunnya harga minyak nabati serta meningkatnya produktivitas rapeseed oil di India sehingga hal tersebut mengurangi permintaan CPO.
Faktor lainnya adalah menurunnya harga minyak mentah pada periode November dibandingkan dengan Oktober 2021, serta adanya proyeksi dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang memprediksi bahwa produksi CPO akan naik sekitar 8.580 ton pada bulan November dan Desember 2021.
Pemerintah juga menetapkan harga referensi biji kakao pada Januari 2022 sebesar US$2.475,31/MT menurun 2,06% atau US$52 dari bulan sebelumnya, yaitu sebesar US$2.527,31/MT.
Hal ini berdampak pada penurunan HPE biji kakao pada Januari 2022 menjadi US$2.188/MT, menurun sebesar 2,28% atau US$51 dari periode sebelumnya, yaitu sebesar US$2.239/MT.
Kemendag menjelaskan penurunan harga referensi dan HPE (Harga Patokan Ekspor) biji kakao dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar karena varian baru Omicron serta pelemahan poundsterling terhadap US dolar. Namun, penurunan ini tidak berdampak pada BK biji kakao, yaitu tetap 5%.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Farhan Syah pada 29 Dec 2021