PT Pupuk Indonesia (Persero)
Rabu, 16 November 2022 16:39 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Menyikapi kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pupuk Indonesia (Persero) menyebutkan stok pupuk untuk bahan baku sudah aman hingga akhir 2023.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan sejumlah langkah telah dilakukan untuk mengamankan pasokan bahan baku pupuk.
"Upaya pengamanan bahan baku dilakukan dengan beberapa cara, seperti bekerja sama dengan negara-negara mitra produsen bahan baku pupuk khususnya fosfat dan kalium dengan harga yang kompetitif," kata Bakir dalam rilis resmi, Rabu, 16 November 2022.
Bakir menjelaskan saat ini PIHC memiliki lima perusahaan produsen pupuk yang tersebar di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, yakni PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, dan PT Petrokimia Gresik.
Baca Juga:
Kelima perusahaan tersebut menghasilkan total 14.012.500 ton pupuk per tahun yang terdiri dari NPK, SP-36, UREA, ZA, dan ZK, serta menghasilkan produk non pupuk seperti amoniak, asam fosfat, asam sulfat yang berjumlah total 8.694.000.
Berdasarkan data tanggal 15 November 2022, stok pupuk bersubsidi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk jenis Urea dan NPK saat ini tercatat sebanyak 720.552 ton dengan rincian pupuk Urea sebanyak 437.770 ton dan pupuk NPK sebanyak 282.782 ton.
Pupuk bersubsidi ini siap didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
"Sebagai produsen pupuk, Pupuk Indonesia memiliki komitmen untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani dengan berusaha menjaga harga pupuk komersial atau non subsidi tetap terjangkau, dengan berusaha menetapkan harga di bawah dari harga pasaran internasional," kata Bakir.
Selain itu, PIHC juga sudah membuka kantor perwakilan di Dubai sebagai penghubung dengan negara-negara pemasok bahan baku.
Saat ini, PIHC juga tengah membangun pabrik-pabrik baru sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi pupuk guna memenuhi kebutuhan nasional baik subsidi dan non subsidi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masalah pupuk agar menjadi perhatian bersama. Hal itu ia ungkapkan dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
"Masalah pupuk jangan disepelekan, jika tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga yang terjangkau maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram," kata Jokowi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Feby Dwi Andrian pada 16 Nov 2022