Jejak Kolonial Belanda di Palembang, Heritage jadi Pusat Pemerintahan, Kafe hingga Terbengkalai

Oleh: Miftahur Rizki*

Mengutip beragam sumber, Gedung Jacobson Van Den Berg yang berada di Jalan Depaten Baru dan sebagian di Jalan Sekanak,  atau tidak jauh dari Kantor Walikota Palembang pernah menjadi pusat perdagangan penting pada masa kolonial Belanda pada tahun 1926. Kini dindingnya tampak kusam, gentengnya retak, bahkan pohon liar tumbuh dari atapnya, yang manandakan tidak terawat lagi.

Bangunan bersejarah peninggalan era kolonial yang berarsitektur art deco ini dulunya merupakan Balai Pertemuan Sekanak tempat kegiatan hiburan, pesta dansa, hingga bioskop. Kini setelah puluhan tahun diperjuangkan gedung ini,  fungsikan menjadi pusat kegiatan kesenian di Palembang, jadi Kantor Dewan Kesenian Palembang.

Gedung kesenian, sesuai dengan namanya menjadi pusat pelatihan beragam kesenian, sehingga hampir setiap hari dipastikan terlihat puluhan anak, pemuda dan pemudi berlatih tari di area gedung tersebut.

Gedung yang ramai dikunjungi para pecinta kopi ini dulunya merupakan gudang pada masa kolonial Belanda. Bangunan tua bergaya vintage ini berada di Jalan Ki Gede Ing Suro Nomor 296, Kelurahan 28 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II. Lokasinya yang strategis di pinggiran Sungai Musi  dan nuansa antik dari gedung tua menambah estetik  kafe yang menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di kota Pempek.

Watertoren te atau Kantor Ledeng, sebutan dulu untuk gedung Walikota Palembang yang masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan kota tertua di Indonesia yang kini berusia  ke-1.342 tahun.
 

Sesuai dengan prasasti yang belum lama ini ditemukan di dinding  bagian depan gedung, memvalidasi waktu pembangunan gedung kantor Walikota Palembang pada 12 Januari 1929. Sehingga menguatkan bangunan tersebut sebagai heritage atau cagar budaya.

*Mahasiswa Prodi Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang, Angkatan 2023