Kaji Sejarah Pempek Palembang, Farida R Wargadalem Raih Guru Besar Unsri

Sabtu, 22 Februari 2025 10:29 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

IMG-20250221-WA0013.jpg
Prof Dr Farida R. Wargadalem dalam upacara pengukuhannya di Auditorium Fakultas Ekonomi Unsri Indralaya, Jumat (21/02/2025). (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) Dua Periode Tahun 2013 dan Tahun 2023, Farida R. Wargadalem dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang  Ilmu Sejarah Lokal, di Auditorium Fakultas Ekonomi Unsri Indralaya, Jumat (21/02/2025).

Dalam upacara pengukuhannya, Farida memaparkan pidato ilmiah berjudul Pempek Palembang: Sejarah dan Identitas. Dia menekankan, pempek bukan saja makanan tradisional, tapi juga melekat menjadi identitas orang Palembang yang diwariskan turun menurun. Karena itu, pempek harus terus dilestarikan dan dikembangkan hingga masa mendatang

Menurut Farida, dalam sejarah perkembangannya pempek awalnya bernama Kelesan. Penamaan ini menunjukkan jenis makanan ini dikeles atau dalam bahan Palembang berarti ditekan-tekan di atas papan kayu datar menggunakan pir'an, yakni mangkok kuningan kecil yang alasnya diberi lubang-lubang kecil. Kelesan sejak awal sudah termasuk makanan tradisional yang disajikan di rumah-rumah adat Palembang. 

Menurut Farida, pempek sebagai makanan tradisional tentunya menekankan transmisi pengetahuan generasi, dan penggunaan bahan baku lokal. Produk lokal yang dilestarikan oleh penikmatnya, mampu menjadi alternatif dalam menjawab tantangan berbagai produk pangan olahan luar negeri yang sedang hype.

Makanan ini telah menjadi bagian penting dari identitas budaya, sejarah, geografis, dan gaya hidup masyarakat Palembang. Makanan ini telah menunjukkan jati dirinya sebagai makanan tradisional yang terus eksis hingga kini. Pempek, menurutnya, memiliki nilai keunikan yang terkandung di dalamnya, dan lebih disukai konsumen dibandingkan dengan makanan konvensional.

“Wilayah Sumsel dilalui oleh sungai-sungai besar yang dikenal dengan nama Batanghari Sembilan. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sumber kehidupan, dan memiliki peran sentral dalam membentuk sejarah, dan peradaban manusia, berfungsi sebagai jalur penyebaran perdagangan, dan budaya antar wilayah,” katanya.

Salah satu bukti pentingnya adalah perkembangan kuliner tradisional yang umumnya berbahan dasar ikan. Ikan-ikan tersebut diolah dengan bahan tepung yang diperoleh dari enau dan kelapa, sehingga menghasilkan makanan olahan, diantaranya pempek, kerupuk, kemplang, dan lainnya.

Studi tentang pempek Palembang menurutnya dapat membuka pandangan baru tentang bagaimana sungai, dan sumber daya alamnya berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, membentuk identitas kultural, dan mempengaruhi dinamika sosial ekonomi.

Rektor Unsri, Taufiq Marwa mengucapkan selamat atas pengukuhan Farida R. Wargadalem sebagai Guru Besar Bidang  Ilmu Sejarah lokal. “Saya berharap ini menjadi contoh bagi teman-teman dosen yang berada di Universitas Sriwijaya untuk  mengusulkan ke Guru Besar. Mari kita bersama-sama saling memberi semangat, saling membantu dan mendorong untuk percepatan Guru Besar di lingkungan  Universitas Sriwijaya,”katanya.

Farida telah menghasilkan sebanyak 38 publikasi karya ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal internasional bereputasi maupun jurnal nasional Sinta. Memiliki 4  paten Haki serta melakukan riset ilmiah lebih kurang sebanyak 16 penelitian. Kemudian, Farida juga menghasilkan 20 paper, baik dalam seminar internasional maupun nasional. Terakhir, ia sudah menghasilkan tujuh buku ilmiah. (*)