Minggu, 28 April 2024 14:31 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin Indonesia, tim peneliti secara masif melakukan riset di perbukitan Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang merupakan sebuah situs bersejarah yang mengundang rasa ingin tahu banyak kalangan, Situs Megalitikum Gunung Padang.
Ketinggian Gunung Padang mencapai 885 meter di atas permukaan laut. Situs ini membentang di sebuah bukit yang dulunya adalah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.
Keunikan tempat ini terletak pada susunan lima teras yang terbentuk secara alami, yang dibatasi oleh dinding penahan batu. Akses ke setiap teras ini dilengkapi dengan 370 anak tangga andesit berturut-turut, mencapai ketinggian sekitar 95 meter.
Situs ini tidak hanya dikenal sebagai punden berundak terbesar di Asia Tenggara, tetapi juga menyimpan misteri dan kemegahan peradaban masa lalu yang tak terpecahkan hingga kini.
Baca Juga:
Dengan struktur terasering yang rapi, Gunung Padang telah menjadi salah satu cagar budaya paling penting di Indonesia.
Situr ini diperkirakan telah dibangun sekitar 5.000 – 25.000 tahun Sebelum Masehi. Apa yang membuatnya begitu menarik adalah klaim usianya yang lebih tua dari Piramida Mesir. Sebuah perdebatan ilmiah yang menarik telah muncul seputar kebenaran klaim ini.
Gunung Padang merupakan situs arkeologis yang memunculkan minat dan penelitian yang intens.
Salah satu aspek yang menarik adalah bukti-bukti pendukung yang mendukung kompleksitas dan usia situs ini. Dilansir dari berbagai sumber, Metode penentuan usia seperti penanggalan radiokarbon dan optothermoluminescence (OTL) telah menghasilkan perkiraan usia yang mengesankan. Metode penelitian tersebut mencatat usia gunung padang berkisar 27000 tahu.
Pada bulan Oktober 2023, sebuah artikel oleh Natawidjaja dkk. diterbitkan di jurnal Archaeological Prospection. Artikel tersebut mengklaim bahwa Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia, berusia 27.000 tahun.
Namun, pada bulan Maret 2024, penerbit Archaeological Prospection, Wiley, dan para editor mencabut artikel tersebut.
Alasan penarikan artikel adalah bahwa penanggalan radiokarbon dalam artikel dilakukan pada sampel tanah yang tidak terkait dengan artefak atau fitur buatan manusia.
Selain itu, penafsiran bahwa Gunung Padang adalah piramida kuno yang dibangun 9.000 tahun lalu dianggap tidak benar.
Selain itu, struktur tinggi Gunung Padang menimbulkan pertanyaan mendalam tentang kemajuan teknologi arsitektur pada masa pembangunannya.
Baca Juga:
Dalam mengeksplorasi Gunung Padang, perlu diperhatikan bahwa penelitian saat ini masih berlangsung. Usia pastinya masih dalam proses penelitian lebih lanjut, selain itu dalam konteks perbandingan dengan Piramida Mesir memerlukan pendekatan yang hati-hati terhadap konteks budaya, teknologi, dan fungsi situs.
Selain itu, perbedaan metode penentuan usia seperti penanggalan radiokarbon dan OTL memunculkan tantangan interpretasi yang harus ditangani dengan cermat.
Dengan memperhatikan semua ini, eksplorasi lebih lanjut terhadap Gunung Padang tidak hanya menjanjikan penemuan arkeologis yang menarik, tetapi juga membutuhkan keterlibatan dan kerjasama lintas-disiplin ilmu untuk memahami secara lebih mendalam tentang masa lalu dan peradaban yang pernah berkembang di situs ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 28 Apr 2024