Kilang Pertamina Plaju Ajak Masyarakat Keliling Kilang Lewat Program MangCik

Sabtu, 02 Juli 2022 17:02 WIB

Penulis:Susilawati

Pertamina
PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar kilang terkait operasional dan risikonya terhadap lingkungan sekitar. (Ist Pertamina)

PALEMBANG, WongKito.co - PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar kilang terkait operasional dan risikonya terhadap lingkungan sekitar. Dalam kegiatan itu, masyarakat diajak masuk dan berkeliling kilang yang memproduksi berbagai produk BBM itu.

Kegiatan tersebut tergabung dalam program yang dinamakan MangCik (Masyarakat Sayang dan Cinta Kilang) dan digelar setiap tahun sejak diinisiasi pada tahun 2021 dalam rangka menumbuhkan kesadaran (awareness) dan rasa memiliki (ownership) dari masyarakat sekitar terhadap keberadaan kilang dan operasionalnya.

Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju, Ahmad Adi Suhendra mengatakan bahwa program ini didesain untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam mitigasi risiko melalui pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga :

“Kita ketahui bahwa bisnis kilang merupakan bisnis dengan risiko tinggi, maka program MangCik ini kami laksanakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat melalui pemahaman, edukasi dan sosialisasi terkait mitigasi risiko dalam keadaan darurat,” ujarnya.

Kegiatan MangCik yang kedua kalinya ini dihadiri sebanyak 50 orang, yang terdiri dari kepala desa, lurah, dan anggota masyarakat yang aktif ini merupakan buah kolaborasi antara Kilang Pertamina Plaju dengan masyarakat di sekitar kilang.

Suhendra menjelaskan bahwa para peserta ini kedepannya akan dibentuk menjadi Satgas PATRA Siaga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketanggapdaruratan dalam memitigasi bencana alam maupun risiko operasional yang berdampak kepada masyarakat.

“Peserta MangCik itu kami ajak melihat langsung proses produksi serta dikenalkan kepada proses flaring dan bau yang mungkin dicium oleh masyarakat,” jelasnya.

Proses flaring sendiri adalah salah satu sistem keamanan untuk melindungi kilang dari ancaman tekanan berlebihan pada proses produksi dengan cara membakar kelebihan gas. Tujuan gas tersebut dibakar agar tidak terjadi pencemaran udara dan tidak lepas ke atmosfer.

Selain itu paparnya, peserta MangCik juga dikenalkan kepada bunyi sirine dan risiko bahaya operasional kilang, yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Untuk itu juga, para masyarakat itu juga diedukasi dan diberi pemahaman tentang fungsi papan jalur evakuasi dan titik kumpul yang dipasang di sekitar perusahaan.

Salah satu peserta yang ikut dalam kegiatan MangCik, Junaidi (45) mengaku selama lebih dari 40 tahun tinggal di Plaju, baru kali ini berkesempatan melihat langsung kilang yang usianya sudah lebih dari seabad berdiri itu. “Ternyata luas sekali kilang Pertamina,” kata Junaidi yang juga Ketua RT 004/RW 002 Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju.

Ia mengaku kagum dengan kehandalan operasional kilang, baik SDM, teknologi maupun aspek keselamatan di dalamnya. “Saya baru tahu kalau kilang ini juga memproduksi bijih plastik,” ujar Junaidi pasca melihat proses produksi Polytam di unit Polypropylene sebagai salah satu produk unggulan Kilang Pertamina Plaju.

Selaku salah satu tokoh masyarakat, Junaidi mengajak masyarakat sekitar Kilang Pertamina Plaju untuk sama-sama menjaga dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap kilang yang menjadi salah satu obyek vital nasional itu.

Sementara itu, Syukri Rachman (24) mengakui betapa aspek HSSE di dalam Kilang Pertamina Plaju betul-betul diperhatikan. “Kita tahu, risiko operasional sangat tinggi kemungkinannya, setelah berkeliling kilang, kami jadi paham mengapa aspek HSSE khususnya safety betul-betul diperhatikan,” ujar Syukri yang juga seorang pemuda perwakilan Kelurahan Talangputri, Kecamatan Plaju.

Ia menyadari bahwa aspek HSSE begitu penting diketahui bukan hanya oleh pekerja Kilang Pertamina Plaju, namun juga oleh masyarakat sekitar agar paham apa yang harus dilakukan jika terjadi kondisi darurat. “Kami menjadi lebih paham apa yang harus dilakukan,” tambahnya.

Di akhir sesi kegiatan, Suhendra berharap doa dan dukungan masyarakat di sekitar Kilang Pertamina Plaju dapat terus berjalan handal dan memberi kontribusi kepada masyarakat pada umumnya.

Terlaksananya program MangCik ini turut mendukung tujuan kesebelas dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yakni menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan. Lebih spesifik pada target 11.5 dimana secara signifikan bertujuan mengurangi jumlah orang terdampak risiko bencana. (Usi)