Kisah Disabilitas Netra Kenali Darah Menstruasi hingga Pilih Pembalut

Selasa, 14 Februari 2023 15:54 WIB

Penulis:Nila Ertina

Kisah Disabilitas Netra Kenali Darah Menstruasi hingga Pilih Pembalut
Kisah Disabilitas Netra Kenali Darah Menstruasi hingga Pilih Pembalut (Tangkapan layar kanal youtube RBS)

PALEMBANG, WongKito.co - Ketika mengalami menstruasi pertama, mayoritas perempuan akan merasa kaget dan bingung dengan kondisi tersebut, begitu juga dengan penyandang disabilitas netra.

Menstruasi merupakan salah satu kondisi ketika seorang perempuan tidak hanya mengeluarkan darah dari vagina yang merupakan siklus alama dari organ reproduksi, tetapi juga berdampak secara emosional dan kondisi tubuh, seperti sakit di bagian perut dan pegal-pegal.

Seorang disabilitas netra, Hanan Abdullah mengungkapkan tentunya menstruasi dialami mayoritas perempuan tidak terlepas apakah menyandang disabilitas atau bukan.

Sebagai penyandang disabilitas dengak kebutaan total, Hanan berkisah ketika pertama kali mengalami menstruasi dia masih belum paham bagaimana darah haid itu.

Baca Juga:

Namun, dengan merabah tekstur dan mencium bau menjadi cara untuk membedakan darah menstruasi dengan cairan keputihan atau cairan lain, diungkapkannya dikanal youtube Radio Braile Surabaya (RBS), Selasa (14/2/2023).

Dia mengatakan sebaiknya perempuan lebih dini mempelajari bagaimana kondisi atau situasi pada menstruasi perdana agar tidak kebingungan saat siklus alami bulanan tersebut terjadi,

Orang tua atau orang terdekat tentunya sangat berperan dalam mengambarkan situasi dan bagaimana menghadapi menstruasi perdana, kata dia.

Dalam kesempatan itu, Hanan bersama Duta OKY Jawa Timur,  Esther Elizabeth juga menyampaikan bagaimana seorang disabilitas netra harus mengerti bagaimana membedaka pembalut.

Seperti diketahui, kini ukuran pembalut cukup beragam, ada yang bisa digunakan untuk beraktivitas disiang hari atau ada pembalut khusus ketika tidur.

Esther menambahkan siklus reproduksi bulanan tersebut tidak hanya mengeluarkan darah dari vagina, tetapi juga merasakan bagaiman kondisi emosional dan badan terasa sakit.

"Saya biasanya kalau menstruasi sudah selesai, rasanya sangat lega, tubuh langsung berasa sehat lagi," kata Esther.

Baca Juga:

Hal itu terjadi tambah dia karena kondisi menstruasi juga dipengaruhi juga karena makanan dan kondisi stres.

Esther mengatakan setiap remaja putri berhak mendapatkan akses pengetahuan dan sarana kebersihan yang layak ketika menstruasi.

Oleh karena itu, Unicef bekerjasama dengan PLATO, mengambil bagian dengan menghadirkan aplikasi OKY yang bisa diakses remaja putri.

Hanan menambahkan banyak mitos yang dikaitkan dengan menstruasi.

Namun, sebagai disabilitas netra ia mengaku memastikan sebagian besar mitos itu bukan fakta, seperti minum es dan mandi keramas saat mens, tambah dia.(ert)