Permampu
Sabtu, 01 Juni 2024 09:47 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
PALEMBANG, WongKito.co - Konsorsium Perempuan Sumatera Mampu (Permampu) menyelenggarakan diskusi dan refleksi dengan tema “Perempuan Lansia sehat dan bahagia bersama Keluarga” dalam rangka merayakan Hari Lansia, setiap 29 Mei.
Diskusi dilaksanakan secara Hybrid melalui Zoom, pada Kamis (23/5/2024) di delapan provinsi yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung dengan 35 titik Zoom yang berpusat di Hotel Santika Palembang, dan dipimpin oleh Sekretariat Permampu dan WCC Palembang.
Direktur WCC Palembang, Yesi Ariani menyebutkan secara statistik sekitar 20% perempuan lansia atau yang berusia lebih dari 60 tahun masuk ke dalam kelompok-kelompok perempuan ataupun terlibat dalam Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) dampingan Permampu.
"Permampu merupakan konsorsium yang berkomitmen untuk melakukan upaya penguatan perempuan secara inklusif ingin memaknai hari lansia dari sudut pandang perempuan lansia secara pribadi dalam dinamika kehidupannya di keluarga, masyarakat dan lingkar Permampu," kata dia, dalam siaran pers yang diterima pekan ini.
Baca Juga:
Dalam pandangan Permampu menurut dia, perayaan Hari Lansia 29 Mei yang hanya berjarak satu bulan dengan hari Keluarga yang dirayakan setiap 29 Juni bukanlah kebetulan, karena Lansia dan Keluarga saling berkaitan, dan karena pada umumnya orang terdekat yang menemani lansia khususnya Perempuan Lansia adalah keluarga.
Diskusi dihadiri oleh 364 perempuan yang terdiri dari 179 Perempuan Lansia usia lebih 60 tahun, dan 185 perempuan usia kurang dari 60 tahun yang tersebar di 29 kabupaten dan 1 kota.
Kegiatan tersebut diawali dengan menonton video pendek mengenai masalah yang dihadapi lansia dan sharing pengalaman oleh Perempuan Lansia maupun keluarga yang mendampingi lansia di delapan provinsi Dari hasil refleksi dan berbagi pengalaman yang dilakukan, Permampu mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Setiap Perempuan Lansia memiliki masalah, kebutuhan dan tantangan yang berbeda. Ada yang sudah merasa lansia meski orang lain menganggap dirinya belum lansia dilihat dari definisi umum.
Hal ini terkadang berhubungan dengan hambatan fisik karena menderita sesuatu penyakit a.l. pernah jatuh/kecelakaan, gangguan memory/dementia, gangguan penglihatan, masalah persendian/tulang dll. Demikian juga yang dianggap penyakit alami orang tua yang sebenarnya adalah hambatan psikis seperti mudah tersinggung, merasa tidak berdaya, menarik diri dari pergaulan, dsb.
2. Pada pihak lain ada beberapa Perempuan Lansia dampingan Permampu dengan usia lebih 60 tahun merasa dirinya tidak lansia karena masih mempunyai kekuatan untuk tetap berkarya serta bermanfaat yang menjadi penyemangat hidupnya.
Salah satu peserta dari Palembang Bernama Ibu Rita yang berusia 65 tahun bahkan mengucapkan testimoni: ‘Aku sudah dianggap lansia, tetapi aku tetap beraktivitas, mempunyai usaha yang sebagai sumber pendapatanku bahkan untuk membantu keluargaku, dan aku ke mana-mana naik sepeda motor. Aku merasa sehat dan bermanfaat, dan gembira Bersama FKPAR.”
Sementara peserta yang lain menyatakan bahwa berkumpul, berorganisasi di FKPAR, mempunyai kegiatan bersama untuk menambah pengetahuan maupun rekreasi; membuat mereka bersemangat. Sementara masih banyak Perempuan Lansia yang cenderung menarik diri, belum terjangkai.
3. Disadari bahwa masalah komunikasi antar generasi baik di keluarga maupun di masyarakat menjadi tantangan untuk mengenali, memahami lansia khususnya di dalam keluarga.
Pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk pemenuhan hak-hak lansia. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 88 tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan. Untuk itu Permampu berkomitmen :
1. Mengidentifikasi dan mengenali tantangan dan masalah yang dihadapi perempuan lansia dan keluarganya serta mengenali potensi dan kebutuhannya, bahkan kepentingannya sebagai kelompok rentan mulai dari keluarga.
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang hak-hak lansia dengan pendidikan ke kelompok dan keluarga tentang sikap responsive, inclusive terhadap lansia. Sertaenciptakan ruang berbagi pengalaman bersama lansia di komunitas khususnya di kelompok dampingan PERMAMPU diskusi, senam lansia, sharing cerita, pola hidup sehat, senam lansia dan rekreasi, pendidikan teknologi untuk lansia dst
3. Pendidikan dan kampanye publik bahwa Perempuan lansia berhak hidup bahagia, dihormati, tidak dianggap lemah/tidak berdaya, beban, tidak produktif dan membangun situasi lansia yang sehat dan bahagia
4. Mendorong pemerintah untuk memastikan pemenuhan hak lansia baik di tingkat Provinsi, Kabupaten serta pemerintah desa melalui kebijakan dan anggaran yang responsive terhadap lansia.
5. Merintis upaya inovatif untuk model pemenuhan hak lansia khususnya Perempuan Lansia misalnay mengembangkan Day Care Transformative berbasis komunitas.
Selamat hari lansia, semoga Perempuan lansia semakin menikmati hidup dan berbahagia karena memiliki pengalaman hidup yang kaya, dan didukung oleh keluarga dan komunitasnya.(ril)