Senin, 17 November 2025 20:47 WIB
Penulis:Susilawati

JAKARTA, - Bank Indonesia (BI) terus melakukan ekspansi penggunaan Response Code Indonesian Standard (QRIS) ke berbagai negara. Kini, tahap ekspansi akan dilakukan hingga India.
Jika terealisasi, langkah ini akan menambah daftar negara yang terhubung dengan sistem pembayaran Indonesia setelah Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan negara Asia lainnya.
“QRIS antar negara yang kami rintis dengan Tiongkok, Korea Selatan disamping Arab dan India," kata Gubernur BI Perry Warjiyo Saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR (12/11).
BI menargetkan ekspansi QRIS global dilakukan bertahap sejak 2025 hingga 2028, bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki volume kunjungan wisata dan perdagangan tinggi. Sementara itu, Jepang telah dikonfirmasi sebagai negara dengan implementasi terdekat. Mulai 17 Agustus 2025, wisatawan Indonesia dapat menggunakan QRIS di merchant Jepang, diikuti perluasan teknis ke China yang kini masuk tahap “sandbox” perbankan.
Baca juga:
Keuntungan dari ekspansi QRIS ini dapat dinikmati oleh warga Indonesia yang sedang melakukan perjalanan wisata hingga bekerja tetap di negara-negara yang terverifikasi oleh jenis pembayaran tersebut. Adapun keuntungan tersebut diberikan kepada:
Ekspansi QRIS ini memberikan kemudahan bertransaksi bagi warga Indonesia (terutama turis dan mahasiswa) di luar negeri. Mereka tidak perlu repot menukar mata uang tunai atau mengunduh aplikasi dompet digital negara setempat. Cukup memakai aplikasi bank atau dompet digital miliki Indonesia, maka mereka sudah dapat memindai kode QR lokal di negara tersebut
QRIS yang tersedia di beberapa negara tersebut, memberikan peluang bagi UMKM dan pedagang yang sering melayani turis asal Indonesia. Kini, semua toko, restoran, atau convenience store bisa langsung menerima pembayaran dari aplikasi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada kartu internasional, yang biasanya memiliki biaya transaksi (merchant acquiring fee) lebih tinggi.
Hadirnya ekspansi QRIS ini mampu memfasilitasi transaksi kecil atau kebutuhan harian bagi pekerja migran Indonesia. Fasilitas ini mempermudah aktivitas imigran melalui pembayaran ritel lintas negara seperti membayar layanan, mengisi ulang pulsa, atau belanja kebutuhan sehari-hari.
Melansir dari QRIS pada Senin, 17 November 2025, detail dari operasional QRIS yang dapat digunakan pada negara mitra adalah:
Dalam metode pembayaran QRIS, biaya umumnya sudah termasuk dalam nilai tukar (spread) atau biaya (fee) nominal kecil yang ditetapkan oleh aplikasi bank ataupun dompet digital di Indonesia. Selain itu, karena ini adalah koneksi QR nasional, maka tidak ada biaya scheme fee kartu. Namun, pedagang di negara mitra akan dikenakan MDR (Merchant Discount Rate) standar negara setempat, bukan MDR Indonesia. Beberapa jaringan QR di ASEAN cenderung berusaha menekan biaya ini agar tetap ramah UMKM.
Jika QRIS digunakan, maka konversi mata uang dilakukan secara near real-time oleh mitra penghubung antar negara. Aplikasi pembayaran akan menampilkan nilai rupiah dan nilai mata uang lokal atau sebaliknya secara jelas sebelum transaksi diselesaikan. Hal ini dilakukan demi transparansi kepada para pengguna.
Transaksi QR lintas batas dirancang sangat cepat untuk memberikan pelayanan cepat kepada para pengguna. Bagi skenario pembayaran yang membutuhkan kecepatan tinggi sistem ini dapat dipercepat menggunakan teknologi CPM (Customer Presented Mode) atau NFC hingga di bawah satu detik. Hal ini yang membuktikan bahwa QRIS memberikan kemudahan dan kecepatan pembayaran bagi para pengguna.
Meski belum ada tanggal final terkait penerapannya, BI memastikan India tetap masuk dalam prioritas ekspansi. Otoritas juga menekankan bahwa perluasan QRIS global bukan hanya untuk kenyamanan transaksi wisatawan Indonesia, melainkan bagian dari strategi memperkuat posisi rupiah dan sistem pembayaran nasional di ekosistem digital internasional.
Melalui ekosistem ekonomi digital yang berkembang pesat, realisasi QRIS di India berpotensi menjadi salah satu terobosan pembayaran lintas negara terbesar Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Maharani Dwi Puspita Sari pada 17 Nov 2025