Mampu Berdayakan Ibu Rumah Tangga, Pengrajin Payet Ini Berhasil Raih Omzet Rp12 Juta per Hari

Kamis, 06 Januari 2022 10:19 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

WhatsApp Image 2022-01-04 at 6.27.11 PM.jpeg
Ilustrasi Pengrajin Payet (Dokumentasi BRI)

JAKARTA, WongKito.co,  - Ernawati, perempuan pengrajin payet berusia 40 tahun dari Kalimantan Tengah mengakui kredit modal kerja yang diberikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berdampak pada peningkatan omzet usahanya hingga sebesar Rp12,5 juta per hari. Bahkan seiring perkembangan usahanya, dia kini mampu memberdayakan hingga 6 orang ibu-ibu rumah tangga di sekitar lingkungannya. 

Pemilik Cahaya Sablon, usaha kain dan perlengkapan jahit yang berlokasi di Jalan Seth Adjie No. 10B, Palangka Raya, Kalimantan Tengah ini awalnya sering menemani sang ayah untuk mencairkan kredit modal usaha di BRI. Hal ini menginspirasi dirinya untuk belajar banyak hal terkait pengajuan kredit modal usaha.

Pada 2012, Ernawati akhirnya mengajukan pembiayaan usaha ke BRI.  Ia mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp400 juta, yang mana Rp125 juta digunakan untuk membuka usaha payetnya sendiri dan sisanya digunakan untuk kebutuhan kain dan perlengkapan jahit, serta kebutuhan toko lainnya.

"Ketika saya butuh bantuan modal BRI cepat prosesnya,” kata dia dalam keterangan resmi seperti dikutip Rabu, 5 Januari 2022.

Baca Juga :

Dari usaha payet inilah Ernawati mampu merekrut dan mempekerjakan kaum perempuan di lingkungannya untuk terlibat dalam usaha yang digeluti. Dia memberi upah kepada pekerjanya senilai Rp150.000 hingga Rp250.000 per hari sesuai payet yang dihasilkan.

Dengan usaha yang terus berkembang, Ernawati kini telah memiliki cabang dengan aset tiga unit toko. Semua toko yang dimilikinya ini pun berkat pembiayaan BRI. Dari tiga toko itu, satu unit telah lunas dan dua toko masih berjalan pembayarannya di BRI Palangka Raya.

Ernawati mengungkapkan usahanya ini mencetak omzet hingga Rp12,5 juta per hari per toko. Bahkan dalam keadaan sepi pun, Cahaya Sablon masih mampu menghasilkan omzet Rp7 juta hingga Rp8 juta.

Adapun di tengah periode sulit pandemi saat ini, usahanya ikut terdampak. Omzet usaha sempat anjlok hingga 74%. Namun ia masih berupaya untuk memperbaiki kondisi usahanya. Dia bahkan mengupayakan kondisi terbaik bagi para pekerja yang tidak mendapat penghasilan lagi.

Ernawati pun menyampaikan pengusaha pun harus adaptif dalam kondisi tersulit. Cahaya Sablon pun kini beralih berjualan masker, dan jenis-jenis herbal untuk tambah-tambah penghasilan. 

“Alhamdulillah dari bahan-bahan di toko dipayet sendiri. Jadi saya memanfaatkan bahan-bahan brukat kita payet sendiri biar mereka tetap ada pendapatan,” tambah Ernawati.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 06 Jan 2022