Modal Inti Bank IBK Bakal Mencapai Rp4 Triliun Per 2022, Lewat Injeksi Modal PSP

Rabu, 12 Januari 2022 18:28 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Ilustrasi Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) (Dok. Perseroan)

JAKARTA - PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) berencana menambah setoran modal Rp1 triliun lewat pemegang saham pengendali (PSP), atau istilahnya paid-in capital, yakni Industrial Bank of Korea. 

Dengan demikian perseroan akan memenuhi persyaratan modal inti dari OJK, dari Rp2,9 triliun pada 2021 menjadi Rp4 triliun pada 2022.

Dalam keterbukaan informasi BEI 12 Januari 2022, disampaikan bahwa posisi modal inti perseroan per September 2021 mencapai Rp1,9 triliun yang terdiri dari paid-in capital Rp1,8 triliun dan other capital Rp100 miliar. Lalu pada kuartal IV-2021 perseroan memperoleh tambahan Rp1triliun lewat capital injection, sehingga modal intinya mencapai Rp2,9 triliun.

Baca Juga :

“Tahun 2022, sesuai dengan RBB yang telah disampaikan, PSP akan melakukan penambahan setoran modal Rp1 triliun pada akhir tahun 2022 untuk memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun. Ditambah dengan Rp100 miliar other capital, maka modal inti perseroan per akhir 2022 menjadi Rp4 triliun,” kata Direktur Perseroan MC Vera Afianti seperti dikutip Rabu, 12 Januari 2022.

Ditambahkan, untuk memenuhi ketentuan V Peraturan Bursa Nomor 1-A terkait free float 7,5% sendiri, perseroan akan menawarkan kepada publik di setiap penawaran umum terbatas serta mencari pembeli siaga.

“Dengan permodalan yang semakin kuat, perseroan dapat memberikan kredit dengan lebih leluasa karena BMPK (batas maksimum pemberian kredit) yang lebih tinggi sehingga diharapkan dapat menggenjot profit perseroan,” tambah Vera.

Seperti diketahui, Bank IBK Indonesia adalah hasil peleburan antara PT Bank Mitraniaga Tbk. dan PT Bank Agris Tbk (AGRS) pada 31 Juli 2019. Bank ini resmi dimiliki oleh Industrial Bank of Korea (IBK), yang bermarkas di Jung-gu, Seoul, Korea Selatan.

Berdasarkan laporan keuangan AGRS pada kuartal III/2021, IBK menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham sebesar 95,25 persen. Adapun, sebanyak 4,75 persen saham dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dari pasar modal.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 12 Jan 2022