Sabtu, 23 Juli 2022 14:20 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Sejak tanggal 18 Juli 2022, ditemukan varian virus COVID-19 baru yaitu Omicron varian BA.2.75 di Indonesia, yaitu 1 kasus di Bali dan 2 kasus di Jakarta.
Tidak hanya di Indonesia, varian baru BA.2.75 ini juga sudah menyebar di India dan sudah memasuki 15 negara.
Omicron BA.2.75 varian juga disebut Centaurus ini pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei. Kemudian, varian tersebut juga ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat.
Varian BA.2.75 yang dijuluki varian Centaurus ini diperkirakan dapat menyebar pada tingkat yang lebih cepat daripada Omicron varian BA.5 dan BA.2 dan sekarang telah terdeteksi di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan Kanada.
Baca Juga :
Hingga sampai saat ini masih belum jelas apakah varian VA.2.75 dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian Omicron lainnya. Akan tetapi, para ilmuwan mengatakan bahwa mungkin varian tersebut lebih mampu mengatasi kekebalan dari vaksin dan infeksi sebelumnya.
Kekhawatiran para ahli dipicu oleh banyaknya mutasi yang dikandung BA.2.75 dibandingkan dengan pendahulunya Omicron. Menurut Matthew Binnicker, direktur virologi klinis di Mayo Clinic seperti yang dilansir dari laman The Independent menyebutkan bahwa beberapa dari mutasi berada di area yang berhubungan dengan protein lonjakan dan memungkinkan virus untuk mengikat sel secara lebih efisien.
Kekhawatiran lain yang disebabkan oleh BA.2.75 yaitu perubahan genetik yang membuat virus jadi lebih mudah melewati antibodi, yaitu protein pelindung yang dibuat oleh tubuh sebagai respons terhadap vaksin atau infeksi dari varian sebelumnya.
Tetapi para ahli mengatakan vaksin dan booster masih merupakan pertahanan terbaik melawan COVID-19 yang parah. Mungkin perlu beberapa minggu untuk mengetahui apakah mutan Omicron terbaru dapat memengaruhi lintasan pandemi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan COVID-19 tetap menjadi darurat global, hampir dua setengah tahun setelah pertama kali diumumkan.
Komite darurat badan PBB, yang terdiri dari para ahli independen, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meningkatnya kasus, evolusi virus yang sedang berlangsung, dan tekanan pada layanan kesehatan di sejumlah negara berarti situasinya masih darurat.
Jumlah kasus virus corona baru yang dilaporkan di seluruh dunia telah meningkat selama lima minggu berturut-turut sementara jumlah kematian relatif stabil. Diketahui, dalam dua minggu terakhir, kasus COVID-19 yang dilaporkan ke WHO melonjak 30 persen, sebagian besar didorong oleh kerabat Omicron yang sangat menular, BA.4 dan BA.5.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 23 Jul 2022