Universitas Sriwijaya
Senin, 27 Mei 2024 13:56 WIB
Penulis:Nila Ertina
Oleh : Soleman Aurai, Nadiency Azzahwa, Marshanda Az Zahra Yudha, Arina Nurul Izzah, Jessica Sesy Intan Saputri, Stenny Lydia Sayangbati, Nabilah Fithriyah Anju, Zhafirah Ullimaz (*)
DATA Kementerian Kesehatan RI secara global, sebanyak 247 juta kasus positif Malaria dilaporkan di 84 negara endemis Malaria (Sumber: World Malaria Report 2022). Indonesia adalah salah satu negara endemis Malaria dengan jumlah kasus 443.530, sebanyak 89% kasus positif malaria dilaporkan dari Provinsi Papua (Sumber: Situasi Malaria Terkini Indonesia 2022).
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasite Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Namun malaria juga dapat disebabkan karena tumpukan sampah di selokan dan muara sungai, hal ini terjadi karena penimbunan sampah yang tidak terkelola dengan baik bisa menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit seperti nyamuk, tikus, dan serangga lainnya. Penyakit-penyakit berbahaya seperti demam berdarah, malaria, dan infeksi lainnya dapat dengan cepat akibat kondisi ini.
Berikut adalah beberapa observasi tim mahasiswa FKM Unsri selama English Camps di kelurahan 24 dan 26 Ilir di Kota Palembang :
Membuang sampah diselokan dapat merusak lingkungan dan menyebkan terjadinya pertumbuhan nyamuk diarea tersebut. Banyak konsekuensi serius yang dapat terjadi, seperti banjir ketika curah hujan sedang tinggi.
Selokan yang tersumbat akan menjadi tempat berkembang biak nya nyamuk dan akan terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk, seperti malaria. Hal ini dapat merugikan warga yang berada disekitar selokan tersebut.
Terdapat sampah yang mengalir dan menumpuk di muara sungai Kampung Sayur 26 Ilir. Hal ini menimbulkan dampak negatif yang sangat merugikan, seperti mengganggu aliran- aliran yang dapat menyebabkan banjir karena menjadi tempat berkembangnya nyamuk sehingga menyebabkan berbagai penyakit serta membahayakan masyarakat sekitar.
Sebagian masyarakat masih banyak menumpuk jemuran di dalam lemari pakaian. Tanpa disadari, perilaku tersebut dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Nyamuk suka dengan tempat basah dan gelap, salah satunya di lemari yang memiliki banyak pakaian yang digantung sehingga menyebabkan bertambahnya tempat persembunyian nyamuk. Temuan utama menunjukkan bahwa kebiasaan menggantung pakaian memiliki risiko 2,386 lebih tinggi sebagai penyebab demam berdarah dengue, dengan nilai OR yang dikumpulkan sebagai berikut e0,87 = 2,386 (CI 95% 0,17-1,57). Dalam hal ini, sangat penting mengetahui untuk mengurangi kebiasaan menggantung pakaian karena dapat menekan pertumbuhannya populasi nyamuk.
Jika saya seorang Peneliti Epidemiologi: Jika saya seorang peneliti epidemiologi, penelitian tentang bahaya penyakit yang disebabkan oleh perilaku buang sampah sembarangan akan menjadi fokus utama saya. Praktik buang sampah sembarangan telah terbukti menjadi pemicu utama penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, serta penyakit lainnya.
Dalam penelitian ini, saya akan menyelidiki hubungan antara perilaku buang sampah sembarangan dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Melalui penelitian ini, saya akan mengumpulkan data tentang pola buang sampah di berbagai wilayah dan menganalisis hubungannya dengan keberadaan nyamuk vektor penyakit. Saya akan melakukan survei dan studi lapangan untuk memahami kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dan dampaknya terhadap lingkungan, termasuk potensi pembentukan tempat perindukan nyamuk.Selain itu, saya akan melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan sejauh mana praktik buang sampah sembarangan berkontribusi terhadap penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Saya akan membandingkan tingkat infeksi penyakit antara wilayah yang memiliki praktik pengelolaan sampah yang baik dengan wilayah yang cenderung membuang sampah sembarangan.
Studi design yang kami ambil adalah studi kohort. Adapun alasan kami memilih studi design ini, dikarenakan ada kelebihan dari studi ini. Dengan studi design ini kita dapat menilai kausalitas karena faktor paparan yang terjadi sebelum responden sakit, sehingga adanya tingkat alur yang jelas antara faktor paparan
kemudian baru terjadi sakit. Tetapi, design ini memiliki juga memiliki kelemahan, yaitu untuk penelitian memerlukan waktu yang cukup panjang, biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit serta sampel untuk peneliatan ini cukup banyak digunakan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak perilaku buang sampah sembarangan terhadap kesehatan masyarakat, serta memberikan dasar untuk pengembangan strategi pencegahan yang efektif. Saya berharap penelitian ini dapat memotivasi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik guna melindungi diri mereka dari bahaya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko penyakit dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Lesson to learn: Edukasi mencegah terjadinya genangan air dapat menjadi salah satu opsi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya penyakit berbasis nyamuk dengan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahayanya dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit. Genangan air yang ada dapat menyebabkan munculnya jentikjentik nyamuk yang mana dampaknya dapat menjadi penyebab berkembangnya penyakit, seperti DBD, dan malaria.
Kami juga menekankan 3M, yaitu menguras tempat penyimpanan air, menutup tempat penampungan air, membuang dan menutup barang bekas yang dapat menampung air. Dengan hal ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas penyakit, sekaligus meningkatkan daya tarik wisata Kampung Sayur 26 Ilir.
* Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, FKM Unsri, sSeries: Lesson to Learn from English Camps 2024
Editor: Najmah dan Siti Azzahra