Selasa, 14 Desember 2021 10:45 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA, WongKito.co, – Perusahaan pelat merah PT Pertamina (Persero) berkomitmen memperkuat komitmen dan meningkatkan kepatuhan pada aspek Environment, Social, and Governance (ESG), serta mendukung program transisi energi dan penurunan emisi karbon yang diusung perusahaan.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman menyatakan bahwa sebagai perusahaan energi nasional sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar, Pertamina memainkan peran penting dalam memimpin transisi energi dan pengurangan emisi sektor energi untuk memastikan keberlanjutan.
“Pertamina telah mempersiapkan transisi energi melalui RJPP 2020-2024 dengan target menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 29 persen pada 2030,” katanya yang dikutip dari Pertamina, Jumat, 10 Desember 2021.
Dia mengatakan bahwa aspirasi Pertamina dalam penerapan energi hijau dan berkelanjutan diterjemahkan ke dalam delapan pilar transisi energi, yaitu meningkatkan spesifikasi kilang untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan; pengembangan lebih lanjut bioenergi dalam bentuk biomassa dan bioetanol.
Selanjutnya, mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kapasitas panas bumi terpasang; pengembangan green hydrogen; mengambil peran strategis dalam produksi dan pengembangan ekosistem baterai di Indonesia.
Selain itu, memperkuat gasifikasi terintegrasi; meningkatkan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan, serta Rendah Karbon untuk mengurangi jejak karbon.
Kemudian, pemanfaatan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk memanfaatkan karbon bagi peningkatan produksi beberapa ladang minyak dan gas.
Terkait pemanfaatan CCUS, Pertamina telah menjalin Kerja sama dengan ExxonMobil yang ditandatangani pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021.
Development Planner for Global CCS Projects ExxonMobil Low Carbon Solutions Company ExxonMobil Stephen Jones menyampaikan bahwa perusahaan energi global tersebut menyambut baik kemitraan secara berkelanjutan dengan Pertamina.
Pihaknya berharap dapat berkolaborasi dalam peluang bisnis low carbon solutions di Indonesia.
“Bersama dengan Pertamina, kami berharap dapat mendukung tujuan pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi dan mengembangkan bisnis low carbon solutions di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk penyebaran CCS skala besar, tidak hanya memenuhi ambisi pengurangan emisi, tetapi dapat menjadi pemimpin yang menyediakan solusi CCS untuk Kawasan.
Sementara itu, Manager of ESG Research – Sustainalytics Jonathan Smith mengemukakan bahwa dalam penilaian ESG, transisi energi merupakan aspek penting dalam konteks mitigasi dampak perubahan iklim dan mitigasi risiko keuangan.
Selain itu, transisi energi merupakan peluang bisnis yang semakin menarik bagi investor di sektor energi global.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Mutia Yuantisya pada 14 Dec 2021