Senin, 02 Oktober 2023 18:44 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Jakarta, Wongkito.co - Perusahaan asal Tiongkok Xinyi group, berinvestasi sebesar USS11,6 atau sekitar Rp174 triliun dengan nilai tukar Rp15.300 per dolar. untuk menggarap 10 proyek di Pulau Rempang.
Hal itu diungkapkan, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia di depan rapat kerja (Raker) dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Senin, 2 Oktober 2023.
Bahlil menjelaskan, bahwa 10 proyek tersebut di antaranya untuk pembangunan kawasan industri terintegrasi, pembangunan pabrik pemrosesan pasir silika, proyek industri soda abu hingga industri kaca panel surya.
"Jadi nilai investasi US$11,6 miliar ini bukan hanya bikin pabrik kaca, tapi ini bagian yang akan kami bangun dalam satu ekosistem besar. Perusahaan ini bukan hanya Xinyi saja, tapi Xinyi adalah yang di depan serta ada perusahaan lain, jadi ini penting saya luruskan," kata Bahlil saat rapat kerja (Raker) dengan Komisi I DPR RI.
Baca juga
Lebih lanjut proyek lainnya yang akan digarap, adalah investasi proyek industri kaca float, industri silikon industrial grade, industri polisilikon, industri pemrosesan kristal, industri sel dan modul surya dan industri infrastruktur.
Bahlil menambahkan lebih lanjut, bahwa total lahan Pulau Rempang yang akan dikembangkan dalam proyek investasi jumbo ini luasnya hanya 8.142 hektare (ha) dari total area seluas 17.600 ha.
Bahlil merinci, dari 8.142 ha yang akan dibangun tersebut mencakup 570 ha sebagai area penggunaan lain (APL) serta 7.572 ha merupakan lahan hutan produksi dikonversi (HPK). Di tahap pertama pemerintah baru akan menggarap lahan seluas 2.300 hektare saja.
Sebelumnya, investasi rempang terkenal alot di mana ada betrokan yang terjadi imbas penolakan warga akan kehadiran Rempang Eco City. Bahlil mengatakan pemerintah menjanjikan lima hal kepada masyarakat Rempang usai terjadinya kericuhan.
Pertama, mereka tidak ingin direlokasi ke Dapur 3 Pulau Galang, Kedua, masyarakat Rempang yang terdampak relokasi juga tidak menginginkan kuburan leluhurnya dipindahkan.
Ketiga, masyarakat Rempang diakui Bahlil menerima investasi untuk pengembangan wilayahnya, namun hak-hak masyarakat terpenuhi termasuk digeser ke Tanjung Banon.
Keempat, ada kompensasi yang disiapkan pemerintah di lokasi Tanjung Banon dengan luas lahan 500 m2 dan rumah tipe 45 seharga Rp120 juta dan dana Rp1,2 juta per orang untuk sewa rumah sementara, serta Rp1,2 juta untuk biaya hidup seperti makan untuk 900 KK.
Kelima, masyarakat rempang meminta supaya tidak hanya dijadikan objek relokasi, melainkan turut disertakan menjadi pengusaha di tempat itu. Dia pun menyanggupinya dengan memastikan mereka terlibat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 02 Oct 2023