Minggu, 24 Juli 2022 12:00 WIB
Penulis:Susilawati
TEXAS- Pendiri Tesla, Elon Musk mengatakan satu hal yang menjadi tantangan terbesar bagi kelangsungan kendaraan listrik di masa depan. Tantangan yang dimaksud adalah biaya pemurnian lithium.
Orang terkaya di dunia ini mengatakan bahwa pemurnian logam putih keperakan yang merupakan bahan dasar baterai untuk mobil listrik ini memakan biaya yang cukup banyak.
Musk bahkan sampai menambahkan bahwa siapapun yang masuk dalam industri pemurnian baterai pada dasarnya sudah membawa lisensi untuk mencetak uang.
Baca Juga :
Pernyataan Musk mungkin ada benarnya. Sebab saat Saat industri otomotif beralih dari bahan bakar fosil yang kotor dan menuju daya baterai yang lebih bersih, dan lithium sudah jadi sorotan. Permintaan untuk logam ini juga diketahui telah meroket dalam beberapa tahun terakhir, demikian pula dengan harganya.
Pada awal Maret, harga lithium telah meningkat 550% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut McKinsey .
Mengutip Insider pada 24 Juli 2022, permintaan logam tersebut akan melebihi pasokan setidaknya selama lima tahun ke depan dan kekurangan tersebut dapat berlangsung hingga 2030.
Hal ini tentu saja kembali menimbulkan pertanyaan. Apakah kedepannya persediaan lithium masih ada untuk beberapa dekade kedepan guna mendukung revolusi hijau?
Ramai-Ramai Amankan Pasokan Lithium
Dengan latar belakang ini, Musk mendesak pengusaha untuk memproses lebih banyak lithium. Pasalnya, meskipun litium mentah berlimpah, logam ini perlu dimurnikan sebelum dapat digunakan dalam sel baterai.
Mengamankan lithium tingkat baterai yang cukup adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pembuat mobil dalam waktu dekat.
Analis e-mobilitas utama Guidehouse Insights, Sam Abuelsamid mengatakan saat ini sumber logam masih cukup terbatas karena tidak banyak permintaan sampai industri EV mulai lepas landas. Tetapi industri ini bekerja untuk meningkatkan pasokan.
"Dalam tiga sampai lima tahun ke depan, kita mungkin akan baik-baik saja, Jika sumber lithium lainnya tidak dikembangkan secara relatif cepat, pada paruh kedua dekade ini kita pasti menghadapi risiko yang sangat tinggi untuk tidak memiliki cukup lithium," kata Abuelsamid seperti dikutip TrenAsia.com.
Ketidakpastian seputar pasokan lithium telah mendorong pembuat mobil untuk langsung ke sumbernya dan mengamankan pasokan mereka sendiri.
Ford minggu ini mengumumkan perjanjian dengan perusahaan lithium yang akan memungkinkannya untuk membangun 600.000 kendaraan listrik per tahun mulai tahun 2023. Demikian pula halnya dengan General Motors yang telah membuat kesepakatan serupa.
Kedua perusahaan ini telah membuat kesepakatan dengan pemasok yang berbasis di AS.
Ini dilakukan mengingat kejadian kekurangan chip komputer yang sedang berlangsung hingga saat ini, pembuat mobil ingin menghindari ketergantungan yang berlebihan pada impor.
Sedangkan Tesla saat ini mengatakan sedang mencari pemrosesan lithium sendiri.
"Kami juga sedang mengerjakan aktivitas pemurnian lithium karena cara terbaik untuk mempelajari cara mempercepat sesuatu adalah dengan melakukannya sendiri," kata CFO Tesla, Zachary Kirhorn baru-baru ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 24 Jul 2022