Senin, 06 Februari 2023 12:21 WIB
Penulis:admin
Editor:Redaksi Wongkito
PALEMBANG, WongKito.co - Proyek pabrik pupuk Pupuk Sriwijaya (Pusri) III B dengan kapasitas produksi pupuk urea 907.500 ton per tahun akan menggantikan pabrik pupuk Pusri III dan IV yang sudah kurang efisien konsumsi gasnya.
“Saat ini, proyek Pusri III B masih dalam tahap evaluasi biding dokumen peserta tender dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2023,” ungkap Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) Jamsaton Nababan, dikutip dalam keterangan resmi 4 Februari 2023.
Berlokasi di Palembang, pabrik Pusri III B dibangun dengan kapasitas amoniak 1.350 ton per hari dan urea 2.750 ton per hari. PT Pusri Palembang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) siapkan dana pembangunan pabrik yang nilai investasinya mencapai Rp 11 Triliun.
Pendirian Pusri III B diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk pupuk urea Pusri di pasar nasional maupun internasional. Konsumsi energinya yang lebih rendah dibandingkan dengan Pusri III dan Pusri IV diharapkan dapat berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca dan menurunkan biaya produksi pupuk secara korporat.
Penambahan kapasitas dengan pabrik baru ini merupakan upaya Pupuk Indonesia meningkatkan produksi. Jamsaton mengungkapkan, produksi pupuk dan non-pupuk di lingkungan Pupuk Indonesia grup tercatat naik dalam dua tahun terakhir.
“Sebelum dapat insentif gas murah produksi kami sekitar 18,91 juta ton pada 2019. Setelah dapat insentif, produksi naik sekitar 600 ribu ton menjadi 19,51 juta ton pada tahun 2021,” kata Jamsaton.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Achmad Tossin Sutawikara menyampaikan, implementasi HGBT atau penyaluran gas murah, khususnya kepada industri pupuk, sejak tahun 2020 relatif berjalan lancar kepada lima anggota APPI. Diantaranya Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pupuk Kujang, Pupuk Iskandar Muda, termasuk Pusri.
Implementasi harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per juta Britis thermal unit (mmbtu) memiliki dampak positif pada kinerja produsen pupuk. Menurutnya, produksi pupuk nasional konsisten meningkat bahkan di tengah dampak pandemi Covid-19. (yulia savitri)