Jumat, 22 September 2023 07:36 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Jakarta, Wongkito.co - Kerusakan hutan di gunung Bromo akibat kebakaran membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali seperti semula.
Dr. Luthfiralda, dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) mengatakan, sebanyak 500 hektare lahan vegetasi hangus terbakar dalam peristiwa ini. Jumat, 23 september 2023
Lebih lanjut ia menyatakan, bahwa kebakaran ini tidak hanya merusak lahan, tetapi juga memicu serangkaian perubahan pada berbagai aspek ekosistem, termasuk tanaman, mikroba, jamur, dan organisme lain yang mendiami hutan pascakebakaran.
“Telah banyak ahli mengadakan penelitian mengenai pemulihan kembali lahan akibat kebakaran. Mereka berpendapat bahwa butuh waktu cukup lama sampai puluhan tahun untuk mengembalikan lingkungan ke kondisi sedia kala,” ujar Luthfiralda.
Baca juga
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah sebuah kawasan yang unik karena memiliki beragam ekosistem, termasuk gurun, lautan pasir, dan padang savana. Di samping itu, TNBTS juga dihuni oleh pohon-pohon besar yang telah berusia ratusan tahun, seperti cemara gunung, tumbuhan konifer jamuju, edelweis, serta berbagai jenis anggrek dan rumput langka.
Selain menjadi rumah bagi berbagai jenis tumbuhan, TNBTS juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar yang dilindungi. Setidaknya ada 38 jenis satwa liar yang tercatat di kawasan ini, termasuk 24 spesies burung, 11 spesies mamalia, 1 spesies reptil, dan 2 spesies serangga.
Dampak dari kebakaran ini sangat merugikan ekosistem yang ada di TNBTS. Untuk mengembalikan fungsi lahan pascakebakaran, perlu diambil langkah-langkah konkret. Salah satu langkah penting adalah mendata vegetasi yang terdampak oleh kebakaran dan memahami biologi spesies tumbuhan serta sifat-sifat hutan yang ada.
Kondisi ekosistem yang unik di TNBTS memerlukan perhatian dan upaya serius dalam memulihkan kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran ini. Kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan masyarakat lokal akan menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian Gunung Bromo yang berharga bagi Indonesia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami