Sabtu, 26 Februari 2022 17:36 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 21 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga Januari 2022.
Kinerja positif perdagangan selama hampir dua tahun tersebut cukup berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan pagebluk COVID-19.
Sempat mengalami minus sebesar 2,07% pada 2020, ekonomi Indonesia kembali bangkit pada tahun 2021 dengan pertumbuhan sebesar 3,69%, meski lebih rendah dari target yang direvisi pemerintah menjadi sebesar 4,5% dari 5,5%.
Baca Juga :
Tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di level moderat sebesar 5,2%, lebih tinggi dari proyeksi lembaga keuangan internasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan surplus perdagangan dari bulan ke bulan mengalami fluktuasi sesuai kondisi pasar.
Berikut rangkuman lengkap kinerja perdagangan Indonesia selama 21 bulan beruntun sejak Mei 2020 hingga Januari 2022.
Surplus perdagangan pertama kali terjadi pada Mei 2020, atau tiga bulan setelah pandemi COVID-19 merebak di Maret 2020.
Surplus perdagangan Mei 2020 mencapai sebesar US$2,09 miliar setelah pada bulan sebelumnya defisit US$372,1 juta. Nilai ekspor tercatat mencapai US$10,53 miliar sedangkan impor US$8,44 miliar.
Surplus perdagangan bulan Juni 2020 tercatat mencapai US$1,27 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$12,03 miliar sedangkan impor US$10,76 miliar.
Pada Juli 2020, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$3,26 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$13,73 miliar sedangkan impor US$10,47 miliar.
Pada Agustus 2020, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$2,33 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$13,07 miliar sedangkan impor US$10,74 miliar.
Pada September 2020, surplus perdagangan Indonesia tercatat mencapai US$2,44 miliar. Nilai ekspor mencapai US$14,01 miliar sedangkan impor US$11,57 miliar.
Surplus perdagangan berlanjut ke bulan Oktober 2020 setelah mencetak kinerja positif. Surplus perdagangan mencapai US$3,61 miliar dengan nilai ekspor US$14,39 miliar sedangkan impor US$13,96 miliar.
Surplus perdagangan pada bulan November 2020 mencapai US$2,62 miliar dengan nilai ekspor US$15,28 miliar sedangkan impor sebesar US%12,66 miliar.
Surplus perdagangan kembali pada akhir tahun 2020 dimana tercatat mencapai US$2,10 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$16,54 miliar dan impor US$14,44 miliar.
Surplus perdagangan pun kembali pada awal tahun 2021 dimana tercatat mencapai US$1,96 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$15,3 miliar dan impor US$13,34 miliar.
Surplus perdagangan pada Februari 2021 tercatat mencapai US$2,01 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$15,27 miliar dan impor US$14,06 miliar.
Surplus perdagangan terus berlanjut ke Maret 2021 dimana tercatat sebesar US$1,57 miliar dengan nilai ekspor sebesar US$18,35 miliar dan impor US$16,79 miliar.
Surplus perdagangan pada April 2021 tercatat sebesar US$2,19 miliar dengan nilai ekspor mencapai sebesar US$18,48 miliar dan impor US$16,29 miliar.
Surplus perdagangan pada Mei 2021 tercatat sebesar US$2,36 miliar dengan nilai ekspor mencapai sebesar US$16,60 miliar dan impor US$14,23 miliar.
Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2021 mengalami surplus sebesar US$1,32 miliar dengan nilai ekspor US$18,55 miliar dan impor mencapai US$17,23 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2021 kembali meningkat menjadi US$2,59 miliar dengan nilai ekspor mencapai US$17,7 miliar dan impor US$15,1 miliar.
Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 kembali mengalami surplus sebesar US$4,74 miliar dengan nilai ekspor US$21,42 miliar dan impor US$16,68 miliar.
Surplus perdagangan kembali berlanjut pada September 2021 dimana tercatat mencapai US$4,34 miliar. Nilai ekspor pada bulan ini mencapai US$20,60 miliar sedangkan impor mencapai US$16,23 milair.
Neraca perdagangan terus melanjutkan kinerja positif di tengah tren pemulihan ekonomi pada kuartal kedua.
Surplus perdagangan RI tercatat mencapai US$5,73 miliar dan menjadi tertinggi dalam sejarah. Nilai ekspor mencapai US$22,03 miliar sedangkan impor US$16,29 miliar.
Neraca perdagangan terus melanjutkan kinerja positif di tengah tren pemulihan ekonomi. Surplus perdagangan tercatat turun menjadi US$3,52 miliar. Nilai ekspor mencapai US$22,84 milair sedangkan impor sebesar US$19,33 miliar.
Pada akhir tahun lalu, surplus perdagangan Indonesia masih mencetak kinerja positif. Surplus perdagangan tercatat mencapai US$1,02 miliar dengan ekspor sebesar US$22,38 milair dan impor US$21,36 miliar.
Pada awal tahun ini, neraca perdagangan masih terus melanjutkan surplus di tengah lonjakan harga komoditas global. Namun surplus perdagangan menyusut menjadi US$930 juta dengan ekspor sebesar US$19,16 miliar dan impor US$18,23 miliar.
Neraca perdagangan tahun ini diprediksi masih mengalami surplus di tengah lonjakan harga komoditas di pasar global.
Namun menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran, nilai impor diprediksi kembali meningkat di tengah naiknya kebutuhan konsumsi masyarakat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 26 Feb 2022