Kemendikbudristek
Kamis, 17 Oktober 2024 12:22 WIB
Penulis:Nila Ertina
BANYUASIN, WongKito.co - Rumah Baca Al-Ghazi berupaya konsisten meningkatkan kemampuan literasi baca tulis masyarakat di Banyuasin, salah satunya dengan menggelar Semarak Literasi Masyarakat bertempat di Sekolah Islam Terpadu Qudwah Desa Sungai Rengit, 7 - 19 Oktober 2024.
Tidak main-main, taman bacaan masyarakat ini menggandeng sejumlah narasumber untuk rangkaian agenda lokakarya yang dilaksanakan. Lokakarya Membacakan Nyaring, misalnya, diisi oleh Karolina Ranti dari Komunitas Read Aloud Lampung dan Kak Inug pendongeng sekaligus praktisi membacakan nyaring.
Agenda Lokakarya Merancang Program Rumah Baca yang Inovatif dan Menyenangkan pada Sabtu, 12 Oktober 2024 diisi oleh Sari Herleni dari KKLP Literasi Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, serta Wanja Al-Munawar konsultan rumah baca sekaligus penulis skenario.
Baca Juga:
Digelar juga Lokakarya Jurnalistik Pemuda pada Minggu, 13 Agustus 2024. Peserta lokakarya ini adalah para pemuda yang berdomisili di sekitar rumah baca. Pematerinya Yulia Savitri, jurnalis yang berbagi ilmu tentang jurnalistik terutama tulis menulis. Selanjutnya Kurniawan, selaku konten kreator berupa materi seputar fotografi dan videografi.
Semua peserta sangat antusias mengikuti masing-masing acara. Selain mendengarkan pemaparan materi, peserta melakukan praktik dan simulasi. “Sangat bermanfaat acaranya, terutama bagi anak-anak muda khususnya kami yang ada di desa seperti ini,” tutur Syarif, salah satu peserta.
Ketua Rumah Baca Al-Ghazi Banyuasin, Umi Laila Sari mengatakan, rumah baca ini berdiri tahun 2016 di bawah naungan Yayasan Keluarga Kita Sungai Rengit, seperti halnya SIT Qudwah yang menjadi lokasi acara.
Diakui Umi, semua bermula dari rumah. Koleksi-koleksi buku selama ini disimpan di rumah untuk memudahkan anak-anaknya membaca. Sedikitnya 500 buku sudah terdata dari 15 ribuan koleksi buku yang ada. Mengingat jumlahnya mulai banyak maka koleksi buku dipindahkan ke sekolah sejak masa pandemi COVID-19 lalu.
“Sementara ini kantor sekolah digunakan untuk penyimpanan koleksi buku. Di sekolah juga sudah ada tiga saung untuk tempat membaca dan kegiatan literasi masyarakat. Semoga ke depan Rumah Baca Al-Ghazi bisa memiliki bangunan sendiri,” ujar Umi.
Baca Juga:
Meskipun masih terintegrasi sekolah dan lebih banyak memberikan manfaat untuk civitas sekolah, Rumah Baca Al-Ghazi tetap terbuka untuk umum, terutama masyarakat di Banyuasin. Tersedia layanan baca di tempat, pinjam buku, dan pinjam berjangka dengan jumlah buku lebih banyak untuk masyarakat yang domisilinya jauh.
Adapun tahun ini Rumah Baca Al-Ghazi Banyuasin menjadi salah satu dari 340 komunitas literasi se-Indonesia dan empat komunitas di Sumsel yang terpilih mendapatkan bantuan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Tahun 2024.
“Alhamdulillah, kami dapat menjalankan program bantuan ini dan berupaya bisa terus bergerak dan lebih baik lagi,” kata dia. (yulia savitri)