Minggu, 18 Agustus 2024 18:29 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA – Kebakaran adalah munculnya api yang tidak diinginkan dan tidak terkendali. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/2000, bahaya kebakaran disebabkan oleh adanya ancaman potensi dan risiko percikan api dari awal kebakaran hingga penyebaran api, serta asap dan gas yang dihasilkan.
Baru-baru ini, kebakaran hebat melanda permukiman padat penduduk Kampung Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Agustus 2024, sekitar pukul 02.30 WIB. Sebanyak 34 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang melahap puluhan rumah. Sebanyak 31 unit dari wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) dan tiga unit dari Jakarta Timur (Jaktim).
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menduga kebakaran disebabkan oleh korsleting yang terjadi saat pengisian daya ponsel di salah satu rumah warga.
Baca juga:
“Menurut keterangan dari bapak Sukiman Ketua RT 02 RW 06, sumber kebakaran dari charger handphone,” kata Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Selatan Syamsul Huda kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Lurah Manggarai Arafat Dinsirat menyebut, kebakaran berasal dari korsleting listrik dari salah satu rumah warga.
BPBD DKI Jakarta melaporkan bahwa tujuh orang mengalami luka akibat kebakaran pemukiman padat penduduk di Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan. Kebakaran tersebut juga mengakibatkan 3.019 jiwa dari 1.050 KK harus diungsikan ke lokasi yang lebih aman.
Buntut dari tragedi tersebut, lantas bagaimana cara mencegak agar tidak terjadi kebakaran? Yuk, simak artikel berikut!
Beriku ini beberapa cara mencegah kebakaran saat musim kemarau yang wajib Anda tahu:
Pada musim kemarau, alang-alang menjadi sangat kering dan mudah terbakar. Membakar sampah dapat memicu kebakaran alang-alang yang berpotensi memperbesar dan menyebarkan api dengan cepat. Saat membersihkan lahan, usahakan untuk tidak melakukan pembakaran.
Hindari membakar sampah di sekitar rumah. Asap dan api dari sampah yang terbakar bisa menjadi penyebab kebakaran, terutama selama musim kemarau ketika angin bertiup lebih kencang. Angin dapat menyebabkan api menyebar lebih luas dan membakar barang-barang lainnya.
Banyak orang sering mengabaikan pentingnya penggunaan listrik. Misalnya, saat bepergian dalam waktu lama seperti mudik atau liburan, beberapa orang sering lupa mencabut peralatan listrik dari stop kontak seperti kulkas atau perangkat elektronik lainnya. Selain itu, pastikan untuk mematikan lampu sebelum pergi.
Meskipun kabel listrik di rumah tampak baik-baik saja, penting untuk tetap melakukan pemeriksaan rutin. Kabel yang tersembunyi bisa saja rusak akibat gigitan tikus atau faktor lainnya. Jika tidak segera ditangani, kerusakan pada kabel bisa menyebabkan konslet listrik, yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
Talang air yang rusak, bocor, atau lepas dapat menjadi ancaman serius bagi rumah-rumah di pinggiran kota yang memiliki risiko tinggi terhadap kebakaran. Periode puncak gelombang panas terjadi antara Juli hingga Agustus. Pastikan talang air bebas dari bahan-bahan kering yang mudah terbakar, seperti kertas atau daun, yang rentan terkena panas matahari.
Mengevaluasi perawatan tanaman adalah hal penting untuk menjaga kesejukan rumah selama gelombang panas di musim kemarau. Pilihlah tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan membutuhkan sedikit air.
Selain itu, gunakan mulsa untuk menjaga kelembapan tanah dan mencegah pertumbuhan gulma. Pastikan juga untuk merawat taman secara teratur dengan memangkas cabang-cabang mati atau yang menjuntai di dekat atap rumah atau kabel listrik, guna mengurangi risiko kebakaran di sekitar rumah.
Karena Indonesia berada di garis khatulistiwa, negara ini mengalami dua musim, yaitu kemarau dan hujan. Musim kemarau dapat meningkatkan risiko kebakaran, termasuk di taman rumah.
Sangat penting untuk memastikan peralatan keselamatan kebakaran berfungsi dengan baik sebelum memasuki musim kemarau. Ingatlah, dengan merawat peralatan keselamatan, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang yang Anda cintai.
Alat pemadam kebakaran perlu dikosongkan, diuji tekanannya, dan diisi ulang setiap 5 tahun, dengan layanan tambahan yang diperlukan pada tahun ke-3, 5, atau 6. Jangan lupa untuk mencatat pengujian dan jadwal perawatan pada label atau pelat logam yang terpasang pada unit.
Uji detektor asap segera dengan menekan tombol ‘uji’ untuk memastikan alat tersebut berfungsi dengan benar, dan ganti baterai cadangannya jika diperlukan. Jika Anda membutuhkan bantuan dengan detektor, menghubungi teknisi listrik bisa menjadi solusi.
Pastikan untuk menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar, seperti plastik, kertas, dan kain. Hindari menyimpan barang-barang tersebut dekat dengan kompor atau lilin, karena api dapat dengan cepat menyambar dan menyebabkan kebakaran di dalam rumah.
Lilin sering digunakan sebagai alat penerangan saat mati lampu. Sering kali lilin diletakkan di atas permukaan yang mudah terbakar atau di dekat barang-barang yang rentan terbakar. Selain itu, lilin sering ditinggalkan dalam keadaan menyala saat pemiliknya tertidur, yang bisa memicu kebakaran.
Untuk lebih aman, tempatkan lilin dalam wadah kaca dan awasi penggunaannya dengan cermat, jangan biarkan lilin menyala tanpa pengawasan, terutama saat tidur.
Membuang puntung rokok yang masih menyala, terutama jika tertiup angin, dapat memicu kebakaran. Risiko semakin besar jika puntung yang menyala bersentuhan dengan sofa atau benda lain yang mudah terbakar. Pastikan untuk mematikan rokok sepenuhnya dan membuang puntungnya di tempat sampah yang aman.
Kebakaran mobil sering terjadi, terutama selama musim kemarau atau panas. Untuk mencegahnya, jangan simpan barang-barang yang mudah terbakar di dalam mobil, seperti korek api, powerbank, body spray, air mineral, hand sanitizer, dan laptop. Kebakaran memerlukan beberapa elemen yang dikenal sebagai segitiga api, yaitu udara, panas, dan bahan bakar.
Bagi warga yang berencana meninggalkan rumah dalam waktu lama, pastikan untuk melepaskan semua peralatan listrik, mencabut regulator gas, dan melapor kepada aparat setempat. Dengan demikian, aparat dapat mengawasi rumah tersebut dengan lebih ketat. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, akan lebih mudah terdeteksi dan pemadaman api dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Demikian beberapa tips mencegak kebakaran. Dengan mengetahui tips tersebut, Anda sudah berupaya semaksimal mungkin untuk tidak terjadinya kebakaran. Semoga membantu!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 18 Aug 2024