Simak 5 Pasar Tradisional Ini yang Harus Dikunjungi, Berkunjung di Yogyakarta

Minggu, 31 Juli 2022 15:43 WIB

Penulis:Susilawati

Screenshot_2022-07-31-13-07-19-47.jpg
Pasar Beringharjo Yogyakarta (null)

YOGYA,  - Usa mengunjungi tempat wisata, mengunjungi berbagai pasar tradisional juga menjadi pilihan menarik saat plesir di Kota Yogyakarta.


Sebagai kota wisata, Jogja memiliki banyak sekali pasar tradisional. Bahkan, pusat perbelanjaan yang ‘merakyat’ ini sangat beragam, dan beberapa di antaranya memiliki ciri khas masing-masing.

Wisatawan pun dapat  menemukan tempat belanja yang menyediakan barang-barang tertentu, misalnya batik, buah tangan kuliner, atau pernak-pernik.

Baca Juga :

Jika tertarik, berikut ini 5 rekomendasi pasar tradisional di Jogja yang patut dikunjungi.

Pasar Kranggan

Pasar yang pertama ini cocok dikunjungi jika kamu ingin berwisata kuliner.

Di Pasar Tradisional Kranggan, Kota Jogja ini, kamu akan menemukan beragam menu seperti nasi goreng, bakmi jawa, lele, soto ayam, hingga nasi padang berada di sekitar pasar.  

Bahkan, di lantai dua Pasar Kranggan, kamu juga bisa menemukan aneka kuliner kekinian,  yang menyediakan menu internasional seperti Kedai Terang Bintang dengan ramen-nya, TFP Kopi Warung yang menyediakan aneka western food, atau racikan kopi khas Wikikopi, dan sebagainya.

Kuliner di Pasar Kranggan ini buka dari pagi sampai malam. Jadi, kamu punya banyak waktu untuk mencicipi makanan enak dan tetap ramah di kantong.

Pasar Pathuk tempat mencari sarapan
Jika Pasar Kranggan menjadi tempat kulineran sampai malam, Pasar Pathuk justru jadi pilihan tepat buat mencari sarapan.

Pasar tradisional yang satu ini memang terkenal dengan para pedagang yang menyediakan aneka makanan enak dari manis sampai gurih, buat mengisi perut di pagi hari.

Sebut saja jenang grendul dengan cita rasa manis legit, atau ingin mencicipi makanan berat yang mengenyangkan petut ada Nasi Kuning Munacung.

Jadi, buat kamu yang bingung mencari sarapan, Pasar Pathuk bisa menjadi rekomendasi yang tepat buat isi perut pagi hari dengan kocek merakyat.

Pasar Klithikan Pakuncen pusatnya barang bekas

Jika dua pasar tradisional sebelumnya banyak menyediakan wisata kuliner, maka pasar yang satu ini jadi surganya pemburu barang antik.

Warga asli Jogja pasti tak asing dengan Pasar Klitikan. Dalam bahasa Jawa, ‘klitikan’ mempunyai makna dalam barang bekas.

Di sini, kamu bisa menemukan aneka barang bekas dan antik. Mulai dari helm, spion motor, sepatu, bahkan sampai uang zaman dulu, dan barang antik lainnya.

Sayangnya, pasar yang berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto 34, Pakuncen, Kota Jogja tersebut sempat mendapat stigma buruk sebagai tempat penadah bagi barang curian.

Di tahun 2013, pedagang di Pasar Klitikan Pakuncen menegaskan bahwa pasar mereka bukanlah pasar maling.

Pasar Tunjungsari untuk berburu sepeda antik

Pasar Tunjungsari berlokasi di Jalan Menteri Supeno Nomor 46, Kota Yogyakarta.

Dulunya, tempat ini merupakan pasar tradisional yang menjual beragam kebutuhan rumah tangga, sayur dan sembako.

Selain jadi pasar tradisional biasa, Pasar Tunjungsari juga pernah jadi pasar kelapa.

Pada tahun 1983, barulah pasar tersebut dikenal sebagai pasar sepeda. Pernah rusak akibat gempa yang menggoyang Yogyakarta di tahun 2006, Pasar Tunjungsari direnovasi secara swadaya oleh para pedagangnya.

Barang yang dijual di sini cukup beragam, mulai onderdil sepeda, sepeda antik dari berbagai merek, ada juga yang menyediakan reparasi sepeda. Mau jual atau beli sepeda, pasar ini pilihan yang tepat.

Pasar Beringharjo sebagai pasar tertua
Sebagai pasar tertua di Kota Jogja, Pasar Beringharjo tentu memiliki sejarah yang panjang.

Konon, dulunya wilayah pasar ini merupakan hutan pohon beringin.

Sekitar tahun 1758, wilayah tersebut dijadikan sebagai lokasi transaksi jual beli bagi warga Jogja dan sekitarnya. 

Barulah, pada tanggal 24 Maret 1923, Keraton Yogyakarta meminta Nederlansch Indisch Beton Maatschappij atau perusahaan beton Hindia Belanda dari Surabaya untuk membangun los-los pasar.

Pembangunan pasar dimulai dari kios dan kantor di bagian Barat. 
Pada akhir Agustus 1925, setidaknya 11 kios terselesaikan dan pembangunan dilakukan secara bertahap. Nama Beringharjo sendiri diberikan oleh  Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada 24 Maret 1925.

Beringharjo memiliki arti hutan beringin (bering) yang dapat memberikan kesejahteraan (harjo).

 

Di pasar yang punya lokasi di Jalan Malioboro ini, kamu dapat menemukan aneka batik khas Jogja di dalamnya.  (Eff)
 

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 31 Jul 2022