Simak 5 Rekomendasi Kota di Indonesia yang Cocok untuk Slow Living

Minggu, 17 Agustus 2025 09:21 WIB

Penulis:Susilawati

Bundaran dekat Ramayana, Salatiga.
Bundaran dekat Ramayana, Salatiga. (cjip.pentest.jatengprov.go.id)

JAKARTA   – Slow living adalah pola pikir yang mendorong seseorang untuk menjalani gaya hidup yang lebih bermakna dan sadar, sesuai dengan nilai-nilai yang paling penting dalam hidupnya.

Ini berarti melakukan segala sesuatu dengan kecepatan yang tepat. Alih-alih berusaha melakukan semuanya lebih cepat, gerakan slow living lebih menekankan pada kualitas dalam melakukannya.

Dilansir dari slowlivingldn, seringkali, hal ini berarti memperlambat ritme, mengurangi aktivitas, dan memprioritaskan menghabiskan waktu yang tepat untuk hal-hal yang paling berarti.

Baca juga:

Dengan memperlambat ritme dan secara sengaja menempatkan nilai-nilai sejati sebagai pusat gaya hidup, pola pikir slow living mendorong untuk hidup dengan kesadaran diri serta mengambil keputusan yang sadar dan bermakna demi kesejahteraan diri sendiri maupun planet ini.

Slow living menolak anggapan kesibukan berarti kesuksesan atau penting. Ini berarti hadir sepenuhnya di saat ini, mengutamakan kualitas daripada kuantitas, hidup dengan tujuan, serta sadar dan penuh pertimbangan.

Mengadopsi pola pikir yang lebih lambat berarti mematikan mode otomatis dan memberikan ruang untuk refleksi serta kesadaran diri.

Terkait slow living, gaya hidup ini juga cukup populer lho di Indonesia. Di mana mendorong banyak orang untuk mencari kota-kota yang menyediakan suasana yang tenang dan nyaman.

Rekomendasi Kota di Indonesia yang Cocok untuk Slow Living

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa kota di Indonesia yang cocok untuk menjalani slow living:

1. Solo

Solo adalah salah satu kota ternyaman untuk ditinggali di tanah Jawa. Terletak di Provinsi Jawa Tengah, kota ini menawarkan ketenangan, dan mayoritas penduduknya bersuku Jawa.

Solo memang bukan kota metropolitan, namun fasilitas kotanya tergolong sangat lengkap. Seperti layanan transportasi publiknya, yang bisa dibilang sudah cukup maju.

Solo terkenal sebagai kota yang murah, bersahabat, dan kaya akan budaya. Kota ini sangat cocok bagi para pensiunan yang ingin menjalani hidup sederhana namun tetap aktif secara sosial maupun spiritual.

Bagi kalian yang pernah berkunjung ke kota ini entah untuk sekedar liburan, pasti merasakan suasana kota yang mungkin bukan sekadar slow living, melainkan sudah seperti slow motion.

2. Purworejo

Kota yang dikenal dengan kuliner unik bernama Jembut Kecabut ini juga memiliki sejarah yang penting bagi Indonesia. Purworejo dijuluki sebagai Kota Pejuang karena merupakan tempat kelahiran sejumlah tokoh yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Purworejo juga terkenal karena posisinya yang strategis, terletak di antara Bandara Internasional YIA di Kulon Progo, Kawasan Badan Otoritas Borobudur, dan Bendungan Bener.

Dikenal dengan pesona alamnya, kota ini memberikan suasana tenang dan damai bagi siapa pun yang ingin menjauh dari keramaian kota.

Dengan pemandangan memikat seperti Pantai Jatimalang dan Pegunungan Menoreh, Purworejo menjadi destinasi sempurna bagi mereka yang ingin menjalani hidup dengan ritme lebih santai dan penuh ketenangan.

3. Salatiga

Salatiga berada di lokasi strategis di antara Semarang dan Solo, dengan ketinggian 450–850 meter di atas permukaan laut. Letak geografis ini membuat udaranya sejuk dan segar, ditambah pemandangan indah dari Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Gajah Mungkur yang menajubkan.

Tak heran, Salatiga menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat sekaligus menetap. Kota ini menawarkan suasana damai, jauh dari hiruk-pikuk kota besar, namun tetap memiliki fasilitas yang lengkap.

Keberagaman budaya dan tradisi menjadikan Salatiga menarik untuk dijelajahi, sementara lingkungan yang hijau dan penduduk yang ramah menjadi tempat bagi siapa pun yang ingin menjalani gaya hidup slow living dengan lebih tenang.

4. Magelang

Kota Magelang letaknya strategis di jantung Provinsi Jawa Tengah, berada di persimpangan jalur utama yang menghubungkan Semarang–Yogyakarta–Purwokerto. Selain itu, kota ini juga menjadi simpul pariwisata penting yang menghubungkan Yogyakarta, Candi Borobudur, Kopeng, dan Candi Songo.

Magelang, yang berada di kaki Gunung Merapi, menyuguhkan udara sejuk dan panorama alam yang mempesona. Kota ini memiliki suasana tenang dan nyaman, cocok bagi siapa saja yang mendambakan kedamaian.

Dengan banyaknya ruang terbuka hijau dan letaknya yang berdekatan dengan Candi Borobudur, Magelang menjadi tujuan sempurna bagi para pecinta sejarah dan alam. Sebagai kota berukuran lebih kecil, Magelang memberi kesempatan warganya menikmati ritme hidup yang lebih santai tanpa hiruk-pikuk perkotaan.

5. Wonosobo

Saat mendengar nama Wonosobo, pasti yang terbayang adalah dataran tinggi Dieng yang terkenal dengan pemandangan indah serta udara yang sejuk dan menyegarkan.

Wonosobo berasal dari dua kata, yaitu Wono yang berarti hutan dan Sobo yang berarti mengunjungi. Wonosobo menggambarkan sebuah daerah hutan pegunungan yang unik dan indah, sehingga menarik minat banyak orang untuk datang dan mengunjunginya.

Wonosobo, yang dikenal dengan keindahan alam dan udara sejuknya, merupakan destinasi ideal untuk menjalani slow living. Berlokasi di dataran tinggi Dieng, kota ini menyajikan keindahan alam yang memukau, khususnya di kawasan Dieng Plateau yang populer dengan pesona wisata alamnya.

Dengan atmosfer yang tenang dan jauh dari riuhnya kota besar, Wonosobo memberikan ruang bagi warganya untuk menikmati ketenteraman sekaligus berbagai aktivitas luar ruang yang menyegarkan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 17 Aug 2025