Senin, 08 Agustus 2022 20:27 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA- Konsep kehidupan setelah kematian menjadi sesuatu yang dipercaya manusia sejak dulu. Sebagai contoh, orang Mesir Kuno yang menjalankan ritual pemakaman sebagai imbas dari kepercayaan mereka mengenai kehidupan setelah kematian.
Lantaran kepercayaan tersebut, masyarakat melakukan pengawetan pada jenazah. Tak hanya itu, sejumlah artefak yang menjadi barang berharga dari jenasah tersebut turut dikubur dengan harapan menjadi bekal bagi sang mati.
Meski saat ini hidup setelah kematian belum dapat dibuktikan secara ilmiah, para mumi membawa rahasia peradabannya untuk para manusia yang tinggal di era modern seperti saat ini.
Baca Juga :
Walau tak lagi hidup, peninggalan mereka dapat bercerita mengenai apa yang terjadi pada mereka dan masyarakat tempat mereka tinggal, kehidupan sosial, hingga penyakit yang diderita.
Berikut adalah mumi dan kisah rahasia peradaban yang mereka bawa setelah kematian menjemput mereka.
Mumi ini ditemukan di pegunungan ALpen pada 1991. Awalnya, pemerintah Austria mengira bahwa jenasah tersebut milik dari pendaki gunung modern lantaran diawetkan dalam kondisi baik.
Namun setelah manusia es tersebut berhasil diambil dari gletser, mereka baru menyadari bahwa jenasah yang kini sudah jadi mumi itu berasal dari zaman tembaga, sekitar 5.300 tahun lalu. Kala itu, Eropa pertama kali mengembangkan hierarki sosial yang kompleks.
Dari hasil penelitian, tzi meninggal setelah ditembak dengan panah dan mengalami cedera kepala di saat-saat terakhirnya.
Selain penyebab kematian, Tzi membawa rahasia dari peradabannya. Lewat pemeriksaan lebih lanjut, Gen Tzi menunjukkan bahwa dia adalah penduduk asli Eropa Tengah.
Dari isi perutnya, menunjukkan bahwa dia makan daging ibex . Dia berusia pertengahan 40-an, dengan radang sendi, penyempitan arteri dan parasit usus.
Untuk menghindari rasa skitmya, kemungkinan menggunakan akupunktur dan ramuan obat untuk mengobati rasa sakitnya. Dia juga diketahui mengasah alat penggores beberapa hari sebelum pembunuhannya.
Tollun Man merupakan sebuah mumi yang Denmark pada tahun 1940. Menurut hipotesa, Tollund man mungkin merupakan bukti pengorbanan manusia.
Mumi yang diawetkan dengan indah milik seorang pria yang hidup selama Zaman Besi, antara sekitar 405 SM dan 380 SM. Pada hari terakhirnya, dia makan bubur jelai dan ikan dan kemudian digantung sampai dia mati lemas.
Para peneliti menduga kematiannya adalah bagian dari ritual pengorbanan karena Manusia Tollund kemudian dibaringkan dalam posisi janin, dengan mata dan mulutnya tertutup rapat.
Menurut Museum Silkeborg, di mana mumi itu sekarang dipajang, Tollund Man berusia antara 30 dan 40 tahun ketika dia meninggal dan tingginya setidaknya 163cm. Dia mengenakan topi kulit domba dan ikat pinggang kulit dan masih memiliki tali yang digunakan untuk menggantungnya di lehernya.
Raja Tutaankhamun Firaun muda itu meninggal lebih dari 3.000 tahun yang lalu pada usia 19 tahun. Pembukaan makamnya pada tahun 1922 menjadi sensasi internasional.
Tidak seperti banyak makam kerajaan, makam itu tidak dijarah. Selain itu, mumi firaun remaja itu masih terletak di dalam tiga peti mati, termasuk satu yang terbuat dari emas murni .
Barang-barang kuburan Tut yang berkilauan menangkap potret sejarah Mesir kuno. Tak hanya itu, muminya juga menjelaskan praktik dan perubahan budaya sekitar waktu dia meninggal sekitar 1324 SM.
Berdasarkan DNA, Tut diidentifikasi sebagai anak dari raja sebelumnya, Akhenaten, dan ibunya, yang namanya tidak diketahui. Dari pemeriksaan mumi Raja Tut juga diketahui bahwa sang Firaun menderita malaria dan kelainan tulang langka pada kaki yang mungkin membuatnya sulit untuk bergerak.
Raja Tut dimumikan dengan penis dalam kondisi tegak. Ini diasumsikan sebagai imbol yang menolak reformasi agama yang dilakukan oleh ayahnya.
Seperti diketahui, arkeolog berpendapat. Akhenaten telah berusaha untuk memfokuskan pemujaan agama pada cakram matahari , Aten. Namun, penis Tutankhamun yang tegak mirip dengan Osiris, dewa kesuburan, kebangkitan, dan kehidupan setelah kematian.
Dalam mitos, Osiris dipotong-potong oleh saudaranya, tetapi istrinya Isis mengumpulkan potongan-potongan tubuh, termasuk penis, dan mengandung anak mereka Horus. Mumifikasi Tut mungkin telah menghubungkan dia erat dengan Osiris untuk memperkuat kegagalan reformasi agama ayahnya.
Jika mumi biasanya kasar dan kering, Mumi Xin Zhu atau Nyonya Dai ditemukan dengan kondisi sebaliknya. Anggota tubuhnya masih fleksibel, kulitnya lembut, dan rambutnya masih lebat.
Ditemukan pda 1971, Nyonya Dai diperkirakan hidup pada 168 SM. Ia diduga merupakan seorang wanita kaya yang hidup selama dinasti Han di China.
Dari catatan di makam, para arkeolog mengetahui bahwa Xin Zhui adalah istri Marquis of Dai, Li Cang.
Ia dikubur dalam kondisi makam yang rumit. Kondisi penguburannya menciptakan lingkungan yang hampir bebas oksigen, dan peti mati Xin Zhui juga diisi dengan cairan pembalseman untuk membantu mengawetkan tubuhnya. Alhasil, jenazahnya dalam keadaan terawat.
Nyonya Dai saat ini disimpan oleh Museum Hunan di Tiongkok(terbuka di tab baru), bersama dengan ratusan barang yang terkubur bersama tubuhnya. Ini termasuk set peralatan makan mewah yang dipernis, alat musik, dan sutra yang dicat indah.
Mumi Chinchorro, yang ditemukan di Chili modern, adalah salah satu mumi buatan manusia tertua yang diketahui di dunia,. Mumi ini berisia 7000 tahun, 2000 tahun lebih awal dari mumi Mesir tertua.
Sama seperti halnya mumi mesir, Mumi Chincorro dipersiapkan dengan hati-hati. Organ mereka diambil dan otot-otot mereka dilucuti dari tulang.
Mayat-mayat itu kemudian dipasang kembali dengan alang-alang, bahan tanaman dan tanah liat untuk menggantikan jeroan yang dibuang. Kulitnya dicat hitam atau merah. Wig rambut manusia yang rumit dan topeng tanah liat yang dipahat ditambahkan untuk menyelesaikan perawatan postmortem.
Orang-orang Chinchorro yang membuat mumi ini tinggal di Gurun Atacama dan tidak meninggalkan catatan tertulis. Jadi orang mati yang diawetkan dengan penuh kasih menawarkan jendela langka ke dalam kepercayaan dan budaya mereka.
Menurut catatan Arkeologi, Chinchorro memumikan semua orang tanpa memandang pangkat. Chinchorro tampaknya menghormati semua manusia apakah mereka berkontribusi pada masyarakat atau tidak, memberikan perhatian khusus kepada mereka yang tidak pernah mencapai potensi mereka.
Dalam benak Chinchorro, hidup sebagai mumi mungkin dipandang sebagai kesempatan kedua.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 08 Aug 2022