Selasa, 01 Juni 2021 15:42 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co – Tak terpengaruh pandemi COVID-19, emiten ritel bahan bangunan, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), berhasil mencatatkan kinerja positif, baik penjualan maupun laba bersih pada kuartal I-2021.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 31 Mei 2021, pengelola toko bahan bangunan Mitra10 ini berhasil mencatatkan penjualan neto sebesar Rp3,34 triliun pada kuartal I-2021. Jumlah ini meningkat 12,86% dari Rp2,96 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, beban pokok penjualan barang beli putus pun membengkak 12,1% menjadi Rp2,77 triliun dari sebelumnya Rp2,47 triliun. Ini pun membuat laba kotor CSAP menjadi Rp579,72 miliar, meningkat 16,34% dari sebelumnya Rp498,28 miliar.
Setelah dikurangi berbagai beban, laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp63,77 miliar. Laba bersih ini meroket 195,23% dari laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp21,6 miliar.
Laba per saham yang tercatat pun meningkat 180% pada tiga bulan pertama 2021 ini. Laba per saham tercatat sebesar Rp14 per saham, meningkat dari periode yang sama sebelumnya Rp5 per saham, demikian melansir TrenAsia.com, jejaring WongKito.co.
Sementara itu, tercatat ada kenaikan kas dan setara kas Rp12,62 miliar sepanjang kuartal I-2021. Ini pun membuat posisi kas akhir periode CSAP tercatat sebesar Rp122,74 miliar, meningkat posisi kas awal tahun sebesar Rp110,13 miliar.
Liabilitas tercatat meningkat tipis menjadi Rp5,63 triliun pada kuartal I-2021. Pada akhir tahun lalu, liabilitas tercatat Rp5,56 triliun. Jumlah liabilitas ini didominasi liabilitas jangka pendek sebesar Rp4,11 triliun sementara liabilitas jangka panjang hanya Rp1,52 triliun. Ada pun, ekuitas tercatat Rp2,13 triliun, meningkat dari akhir tahun Rp2,05 triliun.
Terakhir, aset perusahaan pun tercatat sebesar Rp7,76 triliun pada kuartal I-2021, meningkat dari akhir tahun Rp7,62 triliun. Jumlah aset ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp4,55 triliun dan aset tidak lancar Rp3,21 triliun. (LRD)