Senin, 16 November 2020 18:59 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co – Tiga caga biosfer baru di Indonesia yaitu Karimunjawa Jepara Muria (1,23 juta hektare), Bunaken Tangkoko Minaha (746.412 hektare) dan Merapi Merbabu Menoreh (254.876 ha) ditetapkan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melalui International Coordinating Council Man and The Biosphere (ICC MAB).
Dengan bertambahnya tiga cagar biosfer, Indonesia memiliki 19 cagar biosfer seluas 29,9 juta ha. Cagar ini menjadi bagian dari World Network of Biosphere Reserves (WNBR).
“Dari total luas kawasan cagar biosfer yang dimiliki Indonesia tersebut, luas kawasan konservasi yang menjadi core area/area inti cagar biosfer adalah 5,26 juta ha atau > 20% dari total luas kawasan cagar biosfer yang ada,” Direktur Eksekutif Komite Nasional Program MAB Indonesia-Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) Y Purwanto, dikutip dari Indonesia.go.id, Minggu, 15 November 2020.
Selain 19 cagar biosfer di Indonesia, cagar biosfer di dunia telah mencapai 714 yang tersebar di 129 negara. Dengan begitu, Indonesia memiliki cagar biosfer terluas di dunia.
“Pembangunan dan pengembangan cagar biosfer Indonesia dapat menjadi sarana untuk melaksanakan komitmen bangsa Indonesia dalam melaksanakan berbagai konvensi terkait dengan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim,” ujar Purwanto.
Beberapa cagar biosfer Indonesia, antara lain Gunung Leuser, Pulau Siberut, Lore Lindu. Pulau Komodo, Gunung Gede Pangrango, Tanjung Putting, Giam Siak.
Kemudian ada Taman Laut Wakatobi, Bromo-Semeru-Tengger-Arjuno, Taka Bonerate, Blambangan, Berbak Sembilang, Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu, dan Rinjani-Lombok. (SKO)