Warga Jalur 8 Masih Kesulitan Dapat Pupuk Selain Urea

Rabu, 15 September 2021 12:52 WIB

Penulis:Nila Ertina

Editor:Nila Ertina

Petani Jalur
Salah seorang petani di kawasan Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin, hanya mengandalkan Pupuk Urea untuk tanaman padinya dan membeli pupuk itu dengan harga komersial (Nila Ertina/WongKito.co)

SALEHMUKTI, WongKito.co - Warga di kawasan Jalur 8, Desa Saleh Mukti, Kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan sampai kini masih kesulitan mendapatkan pupuk karena toko di desa tersebut hanya menjual pupuk urea. Sedangkan, pupuk lain, seperti NPK.

Salah seorang petani, Selamet mengatakan akibat sulit mencari pupuk lain, sampai kini untuk mendukung pertumbuhan padi hanya mengandalkan pupuk urea.

"Biasanya untuk memupuk tanaman padi yang dibudidayakan butuh sebanyak 6 karung pupuk urea pe hektare," kata dia, dibincangi WongKito.co, belum lama ini.

Dia menjelaskan meskipun anggota kelompok tani atau Gapoktan pemenuhan pupuk masih membeli nonsubsidi karena jatah pupuk subsidi sangat terbatas.

"Kami membeli urea di toko pupuk di desa, biasanya mencapai Rp350.000 per karung isi 50 kilogram," ujar dia.

Sementara Munif petani lainnya mengatakan terpaksa membeli pupuk NPK dari Kota Palembang karena di desa tidak satupun toko menjual produk tersebut. " Hanya ada urea, jadi kami beli pupuk NPK mesan ke Palembang," kata dia.

Dia mengungkapkan kalau hanya menggunakan pupuk urea biasanya bulir atau buah padi tidak banyak.

Akibatnya, hasil panen juga tidak optimal karena itu membeli pupuk buah dan daun, seperti NPK menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, ungkapnya.

Munif menambahkan dari kebutuhan pupuk sekitar 300 kilogram. Dirinya, hanya menggunakan pupuk urea sekitar 100 kilogram.

"Hasilnya, panen melimpah yaitu mencapai 5 sampai 7 ton per hektare tiap kali panen," kata dia.

Hal itu, tentunya sangat berbeda dengan hanya menggunakan pupuk urea untuk mendukung pertumbuhan padi.

Karena unsur natrium, fosfor dan kalium sangat penting untuk mendukung pertumbuhan buah padi yang optimal, tambah Munif.

Sementara Sumatera Selatan, saat ini masuk lima besar provinsi penghasil padi terbanyak di Indonesia. Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumsel, menunjukan tren produksi beras terus meningkat meskipun pandemi COVID-19. Tahun 2020 produksi padi Sumsel mencapai 2.742.431 ton Gabah Kering Giling (GKG). Produksi padi tersebut meningkat sebanyak 139.035 ton dari produksi padi pada tahun 2019 yang hanya sebanyak 2.603.396 ton GKG.(ert)