Sabtu, 18 Desember 2021 18:20 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
JAKARTA, WongKito.co, - CEO SpaceX, Elon Musk tampaknya tak pernah berhenti menjadi sorotan. Belum lama ini, Elon Musk berbicara mengenai kiamat dan berencana untuk membuat roket Bahtera Nuh yang akan menjadi bagian misi penyelamatan makhluk hidup Bumi.
Sebelumnya, Elon Musk juga mencuri perhatian lewat rencananya untuk mulai menanamkan microchip pertama pada manusia sekitar tahun depan. Microchip dari Neuralink ini sebelumnya telah diuji pada monyet dan dapat digunakan untuk merekam dan merangsang aktivitas otak sehingga mereka bisa melakukan tugas hanya dengan melalui kekuatan dari pikiran.
Terlepas dari hal tersebut, para ilmuwan justru mencela rencana Elon Musk untuk mengirim hewan dalam bahtera Nuh ke Mars. Seperti yang dilansir dari laman Totally Vegan Buzz dan Daily Mail, para ilmuwan mengatakan bahwa rencana tersebut tidak lebih dari rencana yang berlebihan dan masih sangat sulit untuk dicapai.
Baca Juga : 2 Pasien Omicron Indonesia Kembali Terdeteksi
Visi dari Elon Musk ini merupakan bagian dari proyek SpaceX-nya, yaitu untuk mendaratkan roket di Mars dalam lima tahun ke depan. Elon Musk bermimpi mencapai Planet Mars melalui pesawat ruang angkasa dan berhasil menciptakan kota mandiri intergalaksi.
Elon Musk mengambil inspirasi dari kisah tentang Nabi Nuh, dan percaya bahwa dia juga perlu membawa hewan ke luar angkasa dan membiakkannya di Mars. Hal tersebut Elon Musk lakukan karena ia percaya kehidupan Bumi akan berakhir.
Miliarder berusia 50 tahun yang baru ini dinobatkan sebagai Person of The Year dari majalah Time ini mengatakan tujuan visi ini adalah untuk membuat kehidupan multi planet yang memungkinkan umat manusia menjadi penjelajah luar angkasa. Selain itu, ia juga ingin membangun kota untuk hewan, manusia, dan tumbuh-tumbuhan di Planet Mars.
Rencana ini muncul setelah Komisi Komunikasi Federal (FCC) memberi SpaceX lisensi untuk melakukan demonstrasi orbital eksperimental dan uji pemulihan roket Starship-nya pada kuartal pertama pada 2022. Peluncuran orbital ini mungkin akan dilakukan pada bulan Januari dari fasilitas pengujian SpaceX di Boca Chica, Texas.
Namun, Musk masih harus menunggu Federal Aviation Administration (FAA) menyelesaikan penilaian lingkungannya untuk meluncurkan Starship.
Meski Elon Musk sangat percaya dengan visi dan rencana ambisiusnya dapat dicapai di masa depan, para ilmuwan justru dengan cepat menolak rencananya. Menurut para ilmuwan, ada tantangan besar untuk memelihara hewan di sebuah planet yang tanpa oksigen.
Seorang ilmuwan New Mexico Roger Wiens, yang saat ini memimpin instrumen laser SuperCam di penjelajah Perseverance di Mars, mengatakan kepada Daily Mail bahwa planet Mars dengan atmosfer karbondioksidanya mungkin masih menjadi tempat yang baik untuk menanam tanaman jika tetap hangat dan disiram. Akan tetapi hal itu akan menjadi tempat yang mengerikan untuk memelihara hewan, yang membutuhkan oksigen untuk bernapas.
Tidak hanya ilmuwan, badan amal yang bergerak untuk menegakkan hak-hak hewan yaitu PETA juga mengkritik ide Elon Musk. Mereka mengatakan bahwa Elon Musk memiliki sejarah panjang dalam menyakiti hewan dengan menembakkan cumi-cumi, tikus, dan tardigrades (beruang air) ke luar angkasa dan menanamkan chip komputer ke dalam tengkorak monyet dan otak babi. Badan amal tersebut juga meminta Elon Musk untuk berhenti mengeksploitasi hewan lain untuk mewujudkan impian perlombaan antariksanya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 18 Dec 2021