Yuk Intip Strategi dan Prospek Bank Mandiri (BMRI) Tahun Ini

Minggu, 30 Januari 2022 18:37 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

 Nilai Transaksi Livin' by Mandiri .jpg
Nasabah mengakses aplikasi Livin' by Mandiri di kantor Cabang Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2021. Sejumlah strategi telah disiapkan perseroan untuk terus meningkatkan kinerjanya pada tahun ini.

Pada tahun 2022, BMRI akan terus memfokuskan alokasi asetnya pada high yield asset seperti komersial dan usaha kecil menengah (UKM) yang disalurkan melalui nasabah korporasi, kerja sama dengan pelaku fintech, serta klien UKM yang memiliki resiliansi cukup baik.

Selain itu, perseroan juga membidik segmen ritel ke depannya. Sedangkan kelebihan likuiditas akan ditempatkan pada obligasi pemerintah dan surat berharga. 

Baca Juga :

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo memperkiran BMRI akan mencatat pertumbuhan pinjaman sebesar 12% hingga akhir tahun nanti. 

Setelah memangkas biaya provisi secara signifikan pada kuartal IV-2021, ia menduga adanya potensi kenaikan pendapatan yang berasal dari biaya kredit (Cost of Credit/CoC) yang lebih rendah pada tahun 2022. 

“Peningkatan pendapatan lainnya mungkin berasal dari recovery income yang lebih tinggi, yang dapat tumbuh 10-20 persen dari tahun 2021,” dikutip dari riset yang diterima Sabtu, 29 Januari 2022.

Sepanjang 2021, laba bersih BMRI melonjak hingga 66,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp28 triliun. Hal ini disumbangkan oleh beban bunga yang lebih rendah, pendapatan non-bunga yang lebih tinggi, dan beban provisi yang lebih rendah.

Pertumbuhan laba tersebut jauh di atas perkiraan Mirae Asset dan konsensus yang masing-masing sebesar 6,1% dan 10%. Marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) BMRI terus meningkat menjadi 4.89%.

“Peningkatan ini terutama didorong oleh penurunan suku bunga deposito di tengah likuiditas yang cukup dan suku bunga acuan yang lebih rendah,” tambahnya.

Sedangkan, kredit BMRI tumbuh sebesar 8,9% yoy. Pertumbuhan itu disebabkan oleh realiasasi kredit anak usaha yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang naik 10,4% yoy, komersial 9,7% yoy, mikro 9,3%, dan UKM 8,7%.

Tak hanya itu, Non Performing Loan (NPL) perseroan ikut membaik menjadi 2,72% pada kuartal IV-2021 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 2,96%. Pinjaman yang direstrukturisasi terus menyusut hingga 16,2% pada akhir kuartal 2021 dibandingkan 18,3% di kuartal III-2021.

Dengan catatan tersebut, Handiman menegaskan kembali rekomendasi beli pada saham BMRI dengan target harga lebih tinggi, di level Rp9.175 per lembar berdasarkan target P/B 1.8x. Perkiraan laba bersih juga naik 7,2% menjadi Rp35,7 triliun untuk tahun 2022.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 30 Jan 2022