Bantu Ketahanan Pangan Indonesia Lewat Urban Farming

Sutriani Kamal mengecek tanaman hidroponik di kebunnya yang berada di atas atap rumahnya kawasan Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Tangerang Selatan, Rabu, 14 Oktober 2020. Berkat ketelatenannya membudidayakan sayuran, Sutriani bersama suaminya sukses meraup untung dari hasil panen sayuran hidroponik sekitar Rp 5 juta setiap bulannya. Hasil panen yang hanya dipasarkan sekitaran lingkungan dan para UMKM di Kecamatan Ciledug sangat membantu perekonomian keluarganya dimasa pandemi. Pembeli dapat memanen atau memilih sendiri sayuran yang diinginkan dengan harga yang terjangkau Rp4 ribu per ikatnya.

JAKARTA – Kerawanan pangan sempat membayangi Indonesia saat pandemi COVID-19 muncul di 2020. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat terkait ketersediaan dan akses pangan di masa mendatang. Alhasil, banyak masyarakat yang ramai-ramai membeli stok bahan pangan.

Kekhawatiran tersebut cukup beralasan. Organisasi dunia seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebutkan pandemi Covid-19 dapat memengaruhi ketahanan pangan suatu negara, terutama negara miskin dan berkembang.

Namun, menariknya, sektor pertanian Indonesia justru menunjukkan ketahanannya terhadap pandemi ketika sektor lain ambruk. Dalam catatan Badan pusat statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) pertanian pada kuartal IV 2020 tumbuh sebesar 2,59 secara year on year (yoy). Sementara, enam sektor penyumbang ekonomi terbesar, yaitu sektor industri, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan akomodasi makan minum, masih mengalami pertumbuhan negatif.

Ketangguhan sektor pertanian menghadapi pandemi diyakini karena melimpahnya sumber daya alam dan basis masyarakat petani di Indonesia yang masih cukup kuat.

Peran Urban Farming

Masalah akses pangan yang timbul di Indonesia umumnya dipengaruhi oleh penghasilan masyarakat yang tidak memadai. Apalagi, fenomena banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19, menyumbang andil pada menurunnya ketahanan pangan nasional.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya menjaga harga pangan dan memastikan pasokan makanan tercukupi. Hal lain yang membantu meminimalisir kerawanan pangan adalah kehadiran urban farming.

Urban farming atau pertanian perkotaan meningkat pesat saat pandemi Covid-19. Hal ini berpotensi menjadi peluang ekonomi sekaligus menyehatkan masyarakat. Pertanian perkotaan ada dalam berbagai bentuk, seperti kebun komunitas dan halaman belakang. Selain itu, ada pula yang berkebun di atap dan balkon.

Seorang petani urban Jakarta, Abdi Suwito, saat ini tengah menggeluti urban farming menggunakan sistem aquaponik sebagai alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah.

Pendiri Griya Muda Tani ini sejak beberapa tahun terakhir aktif memberikan edukasi dan penyuluhan tentang pertanian dan urban farming kepada anak muda di Jakarta. Hal tersebut dilakukan Abdi karena melihat minimnya peminat di bidang pertanian.

“Jika hal ini berkelanjutan jangka panjang, dampak negatifnya kita akan kekurangan petani di masa depan,” kata Abdi saat ditemui langsung. 

Berbekal ilmu pertanian yang ia dapatkan melalui pelatihan hidroponik selama satu tahun di salah satu perkebunan serta pelatihan pengolahan bahan organik, Abdi berhasil meyakinkan para kerabatnya mendirikan kelompok tani millennial dan membangun green house yang berlokasi di lahan fasilitas umum  di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Di sinilah Abdi dan kelompok tani millennial memberikan edukasi kepada anak-anak muda untuk menanam kangkung dengan teknik aquaponik setiap minggunya. Tujuan Abdi sederhana, ia ingin meningkatkan minat generasi muda dalam bercocok tanam.

Sejalan dengan tujuan tersebut, Abdi mengaku terbantu dengan hadirnya Beritani.id, sebuah website pemberitaan yang fokus memberikan informasi mengenai info pangan, cara bercocok tanam, cerita petani inspiratif, dan seluk beluk dunia urban farming.

Kata Abdi, website dengan konsep ini sangat membantu dia dalam mengedukasi masyarakat tentang bercocok tanam. Khususnya generasi milenial yang lebih banyak menghabiskan waktu berselancar di internet. 

“Kami mengajarkannya masih secara langsung kepada anak muda di sekitar komplek perumahan. Nah dengan adanya portal online yang khusus membahas tentang pertanian, seperti Berintani.id ini jadi semakin banyak orang yang tau tentang teknik pertanian,” jelasnya.

Abdi berharap, dengan adanya Berintani.id semakin banyak generasi millennial yang tertarik menjadikan hobi berkebun menjadi profesi mereka dan mendapatkan penghasilan dari hasil perkebunannya. Sehingga ke depannya para petani muda dapat membantu ketahanan pangan di Indonesia.

Sebagai informasi, Berintani.id merupakan portal berita online yang menyajikan konten menarik seputar pertanian serta aktif mengadakan program-program yang mendukung industri pertanian. Salah satunya adalah program urban farming, dengan mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan terbatas untuk kebutuhan pangan, serta memberikan informasi bahwa tanaman baik untuk kebutuhan sehari-hari atau sebagai profesi dan usaha. 

Bagikan

Related Stories