Berkat Romo Mangunwijaya Kampung Code Kini jadi Ikon Wisata

Romo Mangunwijaya

Nama Romo Mangun, tersohor ia sebagai rohanian yang selalu berpihak kepada masyarakat miskin dan kaum marginal. Termasuk kiprahnya merubah Kali Conde yang saat ini menjadi salah satu icon pariwisata di Yogyakarta. Tak ada yang menyangka kawasan ini bisa tertata rapi padahal  di tahun1960-an sampai 1970-an, kondisi bantaran Kali Code Yogyakarta masih mengkhawatirkan. Bahkan Kali Code terkenal dengan sebutan pemukiman kumuh.

Mengutip jogjaaja.com jejaring WongKito.co sosok Romo Mangunwijaya mengubah pandangan tersebut. Romo Mangun adalah seorang arsitek. Namun selain itu, ia juga dikenal sebagai budayawan, pengajar, hingga rohaniawan.

Bantaran Kali Code Sebelum Sosok Romo Mangunwijaya Datang

Pada masa perang kemerdekaan antara tahun 1945 sampai tahun 1950, terjadi perpindahan penduduk besar-besaran. Mereka pindah dan membangun rumah di pinggir-pinggir Kali Code.Para urban ini membangun pemukiman di hulu sungai sebelah utara kota. Akibatnya bantaran kali Code terlihat kumuh.

Kekumuhan tersebut terlihat dari menumpuknya sampah, banyak penduduk yang menjadikan bantaran Kali Code sebagai tempat membuang sampah. Selain itu, di Bantaran Kali Code juga terdapat pemukiman pengemis, pemulung, pencopet, sampai PSK.


Rumah mereka rata-rata terbuat dari kardus bekas, ada juga yang memanfaatkan gedhek atau bilik dari anyaman bambu sebagai dinding rumah. Sementara yang lainnya memakai sampah plastik untuk dinding rumah.

Hal itu tergambar dalam buku Merawat Nilai-nilai Budaya Jawa Melalui Perspektif Kearifan Lokal yang ditulis Ornai Kori Surnayati, terbitan tahun 2016.

Perubahan Kali Code Dimulai Tahun 1984

Sosok Romo Mangunwijaya mengubah bantaran Kali Code pada tahun 1984. Romo Mangun menginisiasi penataan pemukiman penduduk. Dia juga membuat bantaran Kali Code jadi lingkungan yang sehat bagi penduduk yang tinggal di sana. Lingkungan menjadi tertata rapi. Kedatangannya sukses mengubah Kali Code dari citra sebagai pemukiman kumuh jadi lingkungan yang lebih baik.

Bagaimana Romo Mangun mengubah Kali Code tergambar dalam buku Y.B Mangunwijaya di mata Para Sahabat ditulis oleh Y.B Priyanahadi, terbit tahun 1999.

 

Dalam buku tersebut, Romo Mangun digambarkan sukses membangun mental penduduk Bantaran Kali Code. Dia mendampingi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan saat dalam kesusahan. Romo Mangun saat itu percaya diri bisa mengubah citra negatif Kali Code, asalkan penduduknya mendukung dan bisa merawat pemukimannya.

Profil Romo Mangunwijaya

Lantas siapakah sosok Romo Mangunwijaya yang berhasil mengubah bantaran Kali Code yang kumuh? Nama lengkap Romo Mangun adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Ia merupakan kelahiran Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Pria yang lahir pada 6 Mei 1929 itu tidak hanya dikenal sebagai arsitek, namun ia juga dikenal sebagai pengajar, budayawan, sampai rohaniawan.

Sebagai seorang arsitek ia membangun berbagai bangunan religius yang tersebar di seantero Indonesia. Termasuk di Yogyakarta.

Kedekatannya dengan wong cilik sudah dimulai ketika beliau masih kecil sampai menjadi seorang seorang Imam Pradja Keuskupan Agung Gereja Semarang. Begitu juga saat Romo Mangun masih menjadi mahasiswa Aachen Jerman. Saat itu, ia sudah menjadi seorang Pastor.

Selain sebagai rohaniawan, sosok Romo Mangunwijaya juga tercatat sebagai mahasiswa jurusan arsitek muda Jerman.

Pulang dari Jerman, ia kemudian menjadi pengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada. Romo Mangun memutuskan untuk berhenti mengajar pada tahun 1982. Hal itu terjadi lantaran ia lebih sering aktif sebagai rohaniawan gereja ketimbang sebagai pengajar.

Langkah yang diambilnya ini membuat Romo Mangun spesial di mata kalangan wong cilik Yogyakarta.

Kali Code di Tangan Romo Mangun

Penelitian yang ditulis Mujiyanti dalam jurnalnya berjudul Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kali Code tahun 1980-1992 terbitan tahun 2012, mengungkap kehidupan Kali Code yang sudah banyak berubah.

Pada tahun 1992, pemukiman Kali Code bahkan mendapat penghargaan bergengsi, yakni penghargaan The Aga Khan. Penghargaan ini merupakan ajang penilaian arsitektur dunia dari Aga Khan IV, Jenewa Swiss, yang sudah diberikan sejak tahun 1977. Struktur tiang unik berbentuk huruf A di setiap rumah Kampung Code, dan model gotong royong warga dalam menuntaskan proyek ini membuat para arsitek dunia jatuh cinta. Kampung Code adalah bangunan yang mewakili budaya gotong royong dan harmonis masyarakat Yogyakarta

Hal ini merupakan suatu keberhasilan bagi sosok Romo Mangunwijaya. Penghargaan yang diraih pemukiman Kali Code tersebut membuktikan Romo Mangun berhasil mengubah Kali Code jadi pemukiman yang tidak lagi kumuh.

Saat ini Kali Code tidak lagi jadi pemukiman kumuh. Lingkungannya semakin bersih dan terawat, sehingga menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. (*)

 

 

 

 

Bagikan

Related Stories