Dari Sungai Berharap Kemenangan dan Kehidupan

Suasana sore di tepi Sungai Ogan

Menjelang senja di tepi Sungai Ogan, anak Sungai Musi yang berada di kawasan Jakabaring Kota Palembang beragam kesibukan dilakukan masyarakat.

Ada yang hanya sekedar mengobrol, main layangan dan menyuapi anak disore yang cerah itu.

Sejumlah buruh angkut pasir juga tampak bolak balik mendorong gerobak pengangkut galian C tersebut ke tepi sungai.

Pasir-pasir tersebut diambil dari tongkang yang ditambatkan berisi puluhan kubik galian C itu.

Mengarahkan pandangan ke tengah sungai, keseruan tampak ketika melihat tiga perahu sedang berlatih saling adu cepat.

Area sungai itu, memang menjadi lokasi latihan pendayung perahu bidar yang biasanya kerap dilombakan oleh Pemkot Palembang, pada perayaan hari jadi kota maupun peringatan Hari Kemerdekaan RI.

 

Berlatih Terus untuk Menang

Kalimat itu, mungkin sangat tepat disematkan kepada tiga kelompok pemuda yang terus berlatih mendayung bidar meskipun sejak pandemi COVID-19 perlombaan adu kecepatan perahu di sungai itu dihentikan sementara.

Karena, sungai adalah harapan bagi mereka dari sungailah mereka bisa meraih kemenangan dengan terus berlatih mendayung bidar hampir setiap sore.

Sungai Ogan yang tidak terlalu hiruk pikuk lalu lintas transportasi sungai di sore hari, sungguh tepat untuk dijadikan lokasi berlatih mendayung.

Apalagi, kesempatan untuk ikut kompetisi perahu naga juga selalu terbuka.

Dari kejauhan suara menyemangati sesama pendayung bidar terus diteriakan."Ayoooo, semangat semangat semangat," teriakan sekelompok pemuda itu.

Tiga bidar yang didayung masing-masing lima pemuda tersebut melesat dengan cepat ketitik yang dijadikan area finish.

Semangat dan teriakan juga disampaikan warga yang berada di tepi sungai. "Lebih kuat lagi, dayung dayung dayung," teriak seorang pria.

Air sungai yang berwarna kecoklatan dan enceng gondok bergantian menuju hilir menjadi pemandangan lain yang menarik di tengah sungai.

Di seberang sana, sejumlah perempuan sedang bercengkerama di jembatan yang dibuat khusus untuk turun dan naik penumpang angkutan sungai.

Tepat dibelakang mereka berdiri kokoh masjid yang berada di tengah pemukiman warga tepi sungai.


Sumber Penghidupan yang Wajib Dijaga

Sungai adalah sumber penghidupan, tidak sesederhana kalimat yang terdiri dari empat diksi ini.

Karena sungai telah menjadi alasan masyarakat bisa bertahan hidup sampai saat ini.

Dimasa lampau, Sungai Musi menjadi jalur transportasi utama pendatang yang ingin berdagang di Bumi Sriwijaya, belum ada jalur lain.

Di atas sungai juga, dikabarkan merupakan area berdiri kokohnya istana Kerajaan Sriwijaya.

Hingga kini sungai tetap berperan penting dalam mendukung kehidupan penduduk di Bumi Sriwijaya.

Yanto serang atau sopir kapal tongkang mengatakan sejak puluhan tahun dirinya mengemudi kapal mengangkut berbagai keperluan masyarakat di pedalaman.

"Setiap hari beragam barang diangkut menggunakan tongkang tersebut, dengan tujuan kawasan Jalur di Kabupaten Banyuasin," kata dia.

Dia menambahkan, sehari bisa dua kali pulang pergi (PP) menuju wilayah jalur.

Saat ini, kebetulan membawa beragam etalase milik warga di desa yang biasanya ditempuh sampah tiga jam, tambah dia.

Jalur sungai tetap menjadi pilihan warga, ungkap dia karena memang masih banyak wilayah yang belum bisa dicapai dengan menggunakan berkendara di darat.

Lalu sungai juga menjadi alasan sekelompok pemancing untuk mengantungkan pemenuhan protein keluarga dari ikan air tawar.

"Iwak juaro, gabus dan patin merupakan hasil pancingan yang biasa dibawa pulang," kata Roni.

Paling tidak, ia mengungkapkan dengan memancing ikan di sungai tidak kesulitan memenuhi kebutuhan makanan bergizi untuk anak dan istri di rumah.

Apalagi, kalau sedang beruntung biasanya ikan yang didapat besar-besar dan banyak sehingga bisa dijual, ungkapnya.(Nila Ertina)

Bagikan

Related Stories