Di tengah Pandemi, Laba PLN Melesat Jadi Rp6,6 Triliun

Petugas PLN sedang mencatat meteran listrik di rumah warga.

JAKARTA, WongKito.co – Di tengah pandemi COVID-19 dan telah memberikan diskon bahkan gratis kepada konsumen,  PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)  berhasil membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp6,6 triliun sepanjang semester I-2021. Laba tersebut melejit hingga 2.529% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp251,6 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di situs resmi perseroan, pendapatan juga meningkat 6,7% dari Rp164,8 triliun menjadi Rp175,9 triliun pada enam bulan pertama tahun ini.

Pendapatan tersebut paling besar ditopang  penjualan listrik yang mencapai Rp140,4 triliun. Kemudian disusul  subsidi listrik pemerintah Rp24,5 triliun, pendapatan kompensasi Rp8,8 triliun, dan penyambungan pelanggan Rp202 miliar.

“Peningkatan kinerja ini didorong adanya program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan. Sepanjang Januari hingga Juni 2021, PLN berhasil menambah 1,65 juta pelanggan baru,” mengutip keterangan resmi perseroan, Kamis, 29 Juli 2021.

Kendati demikian, melansir Jogjaaja.com, jejaring WongKito.co, beban usaha PLN tercatat sedikit membengkak pada periode ini. Semula Rp149,9 triliun per semester I-2020, menjadi Rp151,8 triliun. Pengeluaran ini paling besar dialokasikan untuk bahan bakar dan pelumas, yakni Rp53,6 triliun.

Di sisi lain, perseroan mengeklaim Beban Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik masih menopang efisiensi perusahaan. Tercatat realisasi BPP semester I-2021 sebesar Rp1.303 per kWh atau turun 4,7% dibandingkan dengan semester I-2020 yang sebesar Rp1.368 per kWh.

Adapun jumlah ekuitas dan liabilitas perseroan pada periode ini tercatat stabil dari akhir tahun. Nilainya Rp1.589,6 triliun, naik tipis dari Rp1.589 triliun. Begitu pula dengan total aset, periode ini tercatat Rp1.589,6 triliun dari akhir tahun Rp1.589 triliun.

Proyek PLTP

Sebagain informasi, dalam waktu dekat ini, ada tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PLN yang bakal beroperasi. Pertama, PLTP Dieng Binary berkapasitas 10 MW dengan target operasi komersial pada 2023. PLTP ini merupakan hasil kerja sama antara PLN Gas & Geothermal dengan GDE.

Kedua, PLTP Binary Lahendong dengan kapasitas 5 MW yang akan beroperasi pada 2023. Proyek tersebut digarap oleh PLN Gas & Geothermal dan PGE dengan potensi hingga 30 MW. 

Ketiga, PLTP Ulubelu Binary dengan kapasitas 10 MW yang bakal beroperasi komersial pada 2024 dengan potensi maksimal 100 MW.

Adapun PLTP yang sudah beroperasi milik PLN antara lain PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sebesar 110 MW, PLTP Mataloko 2,5 MW, PLTP Lahendong 80 MW, dan PLTP Ulumbu 10 MW.

Kemudian, beberapa proyek PLTP yang masuk rencana PLN antara lain Kepahiang sebesar 2x55 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2027, Tangkuban Perahu sebesar 2x20 MW pada 2026-2027, serta Ungaran sebesar 55 MW pada 2027.

Selain itu, Oka Ille Ange sebesar 2x5 MW pada 2028, Atadei sebesar 2x5 MW pada 2027, Tulehu sebesar 2x10 MW pada 2025-2026, dan Songa Wayaua 2x5 MW pada 2025-2027.

 

Bagikan

Related Stories