Ragam
Dialita di Panggung ARMA 2024: Petani Tidak akan Mati
PALEMBANG, WongKito.co - Sekelompok ibu-ibu usia lanjut berkebaya necis dan kain rapi berdiri berjajar di panggung Malam Anugerah Agrarian Reform Media Awards (ARMA) 2024, yang dihelat oleh Konsorsium Pembaruan Agraria di Gedung RRI Jakarta, Rabu (10/07/24).
Kebaya yang dikenakan masing-masing berwarna terang, seperti ungu, hijau, hingga merah, kontras dengan suasana panggung yang hitam. Di depan mereka ada empat standing mikrofon dan seorang dirigen yang memimpin penampilan malam itu. Sebelumnya, sang dirigen dituntun untuk naik ke panggung karena ia juga berusia lanjut.
Mereka adalah Dialita, paduan suara berisikan para perempuan penyintas dan keluarga penyintas peristiwa 1965. Di panggung itu, Dialita membawakan lagu yang liriknya ditampilkan dalam layar besar. Satu baris liriknya bertuliskan kaum petani tidak akan mati! Suara mereka tak terbendung seperti menemukan dukungan sekaligus memberi semangat bagi para pejuang agraria.
Baca Juga:
- LSF Ajak Masyarakat Sumsel Terapkan Budaya Sensor Mandiri
- Harga Emas Antam Hari Ini jadi Rp1.386.000 Pergram
- Yuk Buat Martabak Telur Sayur Mini
Setelah lagu selesai, salah satu anggota Dialita, Uchikowati menyapa penonton. Dia memperkenalkan, nama Dialita merupakan akronim dari di atas lima puluh tahun. Artinya, paduan suara ini terdiri dari perempuan di atas usia lima puluh tahun. Terlihat dari rambut mereka yang sudah memutih.
“Mungkin kami adalah eyang atau ibu bagi para pejuang hari ini,” ujarnya disimak dari youtube channel Pembaruan Agraria.
Dalam kesempatan itu, Uchikowati juga mengungkapkan, lagu yang baru saja dipersembahkan. Lagu itu berjudul Di Kaki-kaki Tangkuban Perahu yang digubah sekitar tahun 1963 - 1964. Pada masa itu, para mahasiswa dan seniman turun ke bawah menemani para petani di seluruh indonesia.
Dia menjelaskan, salah satu seniman Tangkuban Perahu bernama Putu Oka Sukanta menangkap apa yang dirasakan petani kala itu. Suara kebatinan dari petani dituangkannya dalam tulisan dan menjadi lirik. Selanjutnya oleh Michael Karatem diberi notasi dan jadilah lagu.
“Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang penerima penghargaan malam ini, dan untuk semua pejuang reforma agraria teruslah berjuang karena petani tidak akan mati. Kami berada di belakang kawan-kawan muda sekalian,” katanya disambut tepuk tangan.
Baca Juga:
- Catat Link Live Streaming Spanyol Vs Jerman di Perempat Final Euro 2024
- Cerita Herman, Sejak Usia Belia Produksi Gagang Sapu dan Bertahan hingga Kini
- Kolaborasi FDK UIN Ar-Raniry dan FDK UIN Raden Fatah Palembang Laksanakan PKM Nasional
Gelaran Malam Anugerah Argrarian Reform Media Awards 2024 diselenggarakan untuk memberikan penghargaan bagi jurnalis dan pers yang telah mendukung perjuangan reforma agraria dan hak atas tanah di Indonesia melalui karya jurnalistik. Karya yang dinilai merupakan karya yang telah dipublikasikan dalam periode Juli 2023 - Juni 2024.
“Dari sekian banyak karya yang masuk ada pesan yang jelas tentang krisis-krisis agraria yang tidak bisa lagi ditutupi. Konflik yang terakumulasi itu, menurut saya adalah jawaban keraguan pemerintah untuk menjalankan reforma agraria,” jelas Sekjen KPA, Dewi Kartika dalam sambutannya.
Setelah melakukan penyaringan dan penilaian melalui beberapa kali putaran diskusi, Tim Dewan Juri akhirnya berhasil mendapatkan 8 (delapan) nominasi terbaik dan 3 (tiga) pemenang pada masing-masing kategori teks dan 6 (enam) nominasi terbaik dan 3 (tiga) pemenang pada kategori audio visual.
Penghargaan diberikan langsung oleh Sekjen KPA, Dewi Kartika dan Dewan Nasional KPA, Dhio Dhani Shineba kepada masing-masing pemenang. (yulia savitri)