KabarKito
Diresmikan Hari Ini, Danantara Bakal Kelola Aset Jumbo
JAKARTA, WongKito.co - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) secara resmi diluncurkan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/02/2025).
“Danantara bukan sekadar badan pengelolaan investasi, tapi jadi instrumen pembangunan nasional,” ungkap Prabowo dalam peluncuran Danantara yang turut dihadiri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Kehadiran mereka memberikan sinyal kuat bahwa BPI Danantara akan menjadi instrumen investasi yang didukung lintas pemerintahan.
Dalam pelaksanaannya, Danantara dilindungi payung hukum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Undang-Undang BUMN dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Danantara. Selain itu, Presiden Prabowo Subianto juga menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) No 30 Tahun 2025 yang mengesahkan pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Danantara.
BPI Danantara akan mengelola aset lebih dari US$900 miliar atau sekitar Rp14.670 triliun, dengan alokasi dana awal sebesar US$20 miliar sekitar Rp326 triliun yang bersumber dari efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Gelombang pertama investasi senilai 20 Miliar Dolar AS, dalam kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar,” sebut Prabowo.
Presiden Prabowo memastikan, nilai efisiensi APBN yang mencapai Rp300 triliun akan dialokasikan untuk mendanai 20 proyek nasional di berbagai sektor strategis. Dalam pengelolaannya, Danantara mengadopsi model Temasek Holdings Limited dari Singapura, tetapi dengan cakupan yang lebih luas dan fleksibilitas investasi yang lebih agresif. Model ini memungkinkan optimalisasi aset negara melalui investasi strategis guna memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia.
Fokus investasi Danantara mencakup empat sektor utama, yaitu hilirisasi sumber daya alam dengan investasi di industri nikel, bauksit, dan tembaga untuk meningkatkan nilai tambah ekspor. Kedua pembangunan infrastruktur dan industri, termasuk kilang minyak dan pabrik petrokimia untuk mengurangi ketergantungan impor.
Ketiga pengembangan teknologi dan digitalisasi melalui pembangunan pusat data berbasis kecerdasan buatan. Keempat penguatan ketahanan pangan dan energi melalui produksi pangan dan pengembangan energi baru terbarukan demi keberlanjutan nasional.
"Inilah sektor-sektor yang akan menentukan masa depan kita, ketahanan dan kemandirian bangsa," tambah Prabowo.
Dengan kehadiran Danantara, Prabowo berusaha menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen mengelola investasi secara mandiri dan berkelanjutan. Prabowo menegaskan, tujuan utama lembaga ini adalah untuk meningkatkan daya saing nasional, memperkuat sektor industri, dan mendorong hilirisasi sumber daya alam.
Peluncuran ini menjadi sinyal kepada dunia usaha dan investor bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama dalam pengelolaan investasi global. Dengan dukungan kuat dari pemerintah dan sektor swasta, Danantara diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
BUMN yang Bergabung dalam Danantara
Sebagai langkah awal, tujuh BUMN besar Indonesia akan bergabung dalam pengelolaan investasi Danantara:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
PT PLN (Persero)
PT Pertamina (Persero)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
Mining Industry Indonesia (MIND ID)
Selain itu, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) juga akan bergabung, memberikan tambahan kapasitas pengelolaan dan daya tarik bagi investor global.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com ditulis Muhammad Imam Hatami, Senin 24 Februari 2025.