Diseminasi Produk Karet jadi Lateks Pekat Peluang Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Pertemuan tim dengan UPBB

MUBA, WongKito.co - Diseminasi produk getah karet menjadi lateks pekat peluang petani untuk meningkatkan kesejahteraan di tengah fluktuatifnya harga komiditas tersebut sejak beberapa tahun ini.

Ketua Tim Pelaksana Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Lateks Pekat untuk Bahan Baku Industri Aspal Karet pada Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB), DR.Ir.Maryadi, M.Si mengatakan Universitas Sriwijaya bekerja sama dengan Kemenristek DIKTI mengajak petani karet untuk mengoptimalkan teknologi yang telah disiapkan untuk menambah ragam produk berbahan baku getah karet.

"Kami mengenalkan teknologi pembuatan lateks pekat yang sedergana dengan biaya terjangkau bagi petani," kata dia, dalam siaran pers yang diterima redaksi wongkito.co, Rabu (23/12).

Ia mengungkapkan, produk lateks pekat kini sangat dibutuhkan pabrik pengolahan aspal yang telah dioperasikan Pemkab Musibanyuasin.

Dengan produksi lateks pekat lebih bernilai ketimbang petani menjual karet dalam bentuk SIR atau karet alam dengan spesifikasi teknis Indonesia, ujar dia.

Maryadi menjelaskan, pihaknya telah melatih petani karet pada lima UPBB di Kabupaten Banyuasin untuk memroduksi lateks pekat dan peserta sangat antusias.

Penggunaan teknologi sederhana tersebut, tambah dia bukan hanya bisa dimanfaatkan secara bersama-sama atau berkelompok tetapi juga dapat digunakan secara perorangan.

Sejauh ini, penggunaan teknologi itu telah berhasil merubah produk petani menjadi produk yang bernilai lebih mahal dari karet alam SIR yang selama ini dijual masyarakat, tambah dia.

Petani, kata Maryadi hendaknya memanfaatkan keberadaan pabrik aspal Muba sebagai peluang karena lateks pekat tidak sulit diproduksi dengan telah tersedianya teknologi.

Meningkatnya harga karet tentu akan berdampak langsung pada kondisi perekonomian masyarakat petani yang hingga kini masih terdampak krisis ekonomi di tengan pandemi COVID-19 menyasar semua lini kehidupan, ujar dia.

Sementara di Sumsel hingga 2019 tercatat luas perkebunan karet mencapai 1.305.699 hektare.

Kabupaten Musibanyuasin menjadi daerah terluas perkebunan karet 211.725 Ha.(ert)

 

Bagikan

Related Stories