BucuKito
Eksistensi Perajin Perahu di Kampung Perigi Palembang
PALEMBANG, WongKito.co - Kampung Perigi, yang terletak di Lorong Tangga Raja, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, tidak hanya terkenal dengan kawasan heritage karena terdapat rumah yang telah berusia 2 abad, tetapi juga merupakan sentra pembuatan perahu ketek dan speedboat.
Para pengrajin perahu, banyak di antaranya telah memasuki usia lanjut usia atau lansia mendapatkan keahlian mem buat perahu turun temurun dari keluarganya.
Pembuatan perahu ketek dan speedboat pun, kata Ifan salah seorang warga dilakukan dengan Teknik tradisional yang diwariskan nenek moyang.
"Meskipun sudah mengalami perubahan, tetapi teknik membuat perahu secara tradisional tetap dipertahankan," kata dia, dibincangi belum lama ini.
Baca Juga:
- Hoaks: Video AI Prabowo Bagi-bagi Uang dan Hapus Utang, Pelaku sudah Ditangkap Polisi
- Termasuk RI, ini 7 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia
- Adu Visi Pemilihan Chief YTI 2025-2026, Jadi Momentum Bangkitkan Tren Bersepeda
Menurut dia awalnya perajin perahu hanya membuat perahu yang dijalankan dengan cara mendayung, tetapi sejak tahun 1995 sudah mulai menggunakan mesin.
Tradisi membuat perahu terus dilestarikan oleh para pengrajin yang telah mewarisi keahlian ini dari generasi ke generasi, tambahnya.
Berkat (50), seorang pengrajin speedboat mengungkapkan ada dua jenis perahu yang dibuat yaitu speedboat dan perahu ketek. Proses pembuatan speedboat memakan waktu sekitar dua minggu, sedangkan perahu ketek membutuhkan waktu hingga 15–20 hari, tergantung ukuran dan kerumitan dalam membuatnya.
Untuk membuat perahu, ia bercerita menggunakan kayu berkualitas menjadi salah satu kunci dalam pembuatan perahu.
"Speedboat biasanya menggunakan kayu meranti di semua bagian, sementara perahu ketek menggunakan kombinasi kayu meranti dan lebam untuk bagian kerangka," ujar dia.
Sementara pembuatan perahu yang masih tradisional tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Baca Juga:
- Cek 10 Studio Film Terbesar Dunia
- Pertahankan Adat Tunggu Tubang, Perempuan Semende Jaga Ketahanan Pangan
- Tingkatkan Pemberdayaan Masyarakat Lewat Desa BRILiaN, BRI Raih Apresiasi dari Menko Pemberdayaan Masyarakat RI
Pengunjung dapat menyaksikan langsung bagaimana kayu dirakit hingga menjadi perahu yang siap digunakan. Teknik tradisional yang digunakan juga menunjukkan tingkat ketelatenan tinggi, terutama dalam proses perakitan badan perahu dan pemasangan atap.
"Pekerjaan yang paling sulit adalah tahap awal, yaitu menghaluskan semua kayu dan kemudian merakit setiap bagian kayu terpasang dengan presisi. Biasanya, butuh dua orang untuk tahap perakitan," kata Berkat lagi.
Hasil karya para pengrajin tidak hanya dijual ke pemesan di Palembang dan sekitarnya tetapi juga dari Bangka Belitung.
Harga perahu ketek dan speedboat bervariasi tergantung pada ukurannya, mulai dari Rp 10 juta untuk ukuran kecil hingga Rp 30 juta untuk ukuran besar. (Magang2/Angie Putri Permatasari)