Empat Rekomendasi Pakar Epidemiologi Sebelum Normal Baru

Asisten I Sumsel Akhmad Najib (tengah) bersama tim epidemiologi Sumsel, Kepala BBLK, dan Kepala Dinas Kesehatan Sumsel.

 

PALEMBANG, WongKito.co - Para pakar epidemiologi menilai, Sumatera Selatan masih belum bisa menerapkan pola hidup normal baru lantaran angka reproduksi efektif COVID-19 (Rt) masih tinggi hingga Senin (8/6). Karena itu, direkomendasikan empat hal untuk menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam penanganan Virus Corona.

 

Empat rekomendasi tersebut antara lain, protokol kesehatan di berbagai sektor harus dijalankan secara maksimal dengan pengawasan yang ketat, kontak tracing yang agresif terus dilakukan, peningkatan edukasi tentang COVID-19 secara aktif, serta peningkatan keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.

 

“Rekomendasi ini berlaku untuk seluruh Kabupaten/Kota di Sumsel,” tegas Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi (PAEI) Sumsel, Hibsah Ridwan dalam konferensi pers secara daring, Selasa (9/6).

 

Rekomendasi ini dikeluarkan berdasarkan analisa kondisi COVID-19 di Sumsel. Hibsah menjelaskan, salah satu syarat penerapan normal baru adalah terpenuhinya kriteria Rt di bawah angka satu dan menetap selama satu minggu. PAEI mencatat, Rt di Sumsel pada 4 Juni 2020 di angka 1,29, dan pada 8 Juni 2020 menurun menjadi 1,23.

 

Meski menurun, ia memastikan Sumsel belum bisa menerapkan normal baru karena belum memenuhi syarat Rt di bawah satu. Apalagi proporsi orang-orang yang tinggal di rumah rata-rata masih di bawah 49%. Potensi penularan dikhawatirkan masih tinggi karena mobilitas masyarakat sehari-hari. “Tempat ibadah dan mal sekarang memang sudah boleh buka, kami yakin protokol kesehatan di sana sudah baik. Tapi tidak di pasar tradisional, di sana harus lebih diwaspadai,”imbuhnya.

 

Pihaknya mendapati adanya kenaikan jumlah kasus positif hingga 39,04% pada minggu pertama Juni pertanggal 7 Juni 2020. Tercatat, pada dua minggu sebelumnya terkonfirmasi positif sebanyak 812 kasus. Sedangkan pada minggu ketiga pertanggal 25 mei 2020 tembus angka 1.129 kasus. Menurutnya, hal tersebut pertanda kegiatan surveilans serta tes laboratorium di Sumsel sudah berjalan baik.

 

Begitu juga dengan tren kasus probable di dua minggu terakhir yang menunjukkan jumlah OTG, PDP, dan ODP naik 33,49%, merupakan pertanda bagusnya kinerja. Termasuk tren kematian kasus positif per 6 Mei - 7 Juni 2020 terdata terjadi penurunan 36,36% dan jumlah pasien sembuh meningkat 16,43% dari kasus positif.

 

Menanggapi ini, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sumsel, Akhmad Najib memastikan, rekomendasi yang diberikan tim ini akan menjadi arahan kebijakan bagi Pemprov Sumsel. “Tentu dalam penentuan kebijakan menuju normal baru harus melibatkan masyarakat berbasis data dan fakta,”ujarnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, perkembangan harian COVID-19 disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Sumsel, Prof Yuwono. Ia menyebutkan total jumlah kasus positif di Sumsel sebanyak 1.188 orang. Kasus positif yang telah ditutup atau selesai, terdiri dari 43 kasus karena meninggal dan 444 kasus sembuh. Sementara kasus aktif sebanyak 701 kasus. “Tantangan kita untuk menurunkan Rt di bawah 1 hingga 0,5. Diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi,” kata Yuwono. (asv)

 

 

 

Bagikan

Related Stories