GayaKito
Filmmaker Banggakan Palembang, Karya Berjudul Ghina Animator Tayang di TVRI
PALEMBANG, WongKito.co - Filmmaker asal Palembang membanggakan kota pempek, karena karyanya berjudul Ghina Animator terpilih Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Asosiasi Dokumentasi Nusantara (ADN) menjadi salah satu karya terbaik bertajuk Rekam Pandemi telah tayang di TVRI, tepatnya, Sabtu (20/6)
Salah satu peserta yang terpilih filmmaker asal Palembang, Chrismadi Rahmawan mengatakan, penggarapan film program Rekam Pandemi meliputi tema, belajar di rumah, religi mitos atau mistis, lebaran atau coronasiana, usaha mandiri, perubahan perilaku keluarga, gotong royong, kreativitas dan isu lingkungan.
"Film karya saya berjudul Ghina Animator anak kelas 5 SD dan sudah tayang 20 Juni kemarin. Cerita singkatnya, Ghina ini semenjak COVID-19 mulai menggeluti digital animasi, dan belajar otodidak di rumah. Menariknya, karena seusia dia sangat jarang yang mau belajar animasi, apalagi belajarnya sendiri," ujar Chris, Senin (29/6).
Dijelaskannya, pengambilan gambar subjek lokasi dilakukan di beberapa tempat di Palembang. Dalam prosesnya, kesulitan juga tidak banyak terjadi. Hanya sedikit susah saat menyatukan jadwal "shooting" dengan narasumber.
"Untuk cerita dan tema memang sudah di plot tentang suasana selama pandemi, karena sesuai dengan nama programnya Rekam Pandemi," terang dia.
Ia mengungkapan, aktif dalam pembuatan filmmaker sejak 2012, lanjutnya program Rekam Pandemi bertujuan untuk menunjukkan kisah-kisah masyarakat dalam menyesuaikan diri selama pandemi COVID-19.
"Yang bisa menjadi cermin bagi kita semua sebagai refleksi diri demi masa depan bangsa," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Film Dokumenter Nusantara Penyutradara Chapter Palembang sekaligus Kordinator ADN, Ari Ibnu Hajar mengatakan, Rekam Pandemi merupakan program yang melibatkan 300 filmmaker dokumenter di seluruh Indonesia. Apabila cerita terpilih akan ditayangkan di TVRI dan masuk ke film omnibus.
"Palembang, ada satu peserta yang subjeknya terpilih. Karena tidak semua yang dibuat peserta filmnya bakal tayang," terangnya.
Proses pemilihan supaya terpilih untuk ditayangkan, setelah film dokumenter selesai. Sebelumnya cerita dalam film bakal ditetapkan durasinya terlebih dahulu oleh kurator ADN dan Kemendikbud. Misalnya memilih 1 tema, berarti ada 10 subjek video yang masuk ke kemendikbud.
Dalam Pembuatan Rekam Pandemi ini, para peserta harus membuat dua materi footage atau stockshot video dan untuk satu video dokumenter dibatasi durasi 2 menit. Mulai program sejak Mei dan kemungkinan selesai pada pertengahan Juli.
"Kemudian Kemendikbud memilih video yang masuk untuk dijadikan satu dalam film omnibus. Biasanya satu episode 24 menit, akan ada 8-9 provinsi yang bakal di tayangkan. Satu peserta dari Palembang, sudah tayang Sabtu lalu pukul 8.30 WIB," tutupnya. (Cha)