Ekonomi, Fintech & UMKM
Geliat Ekonomi Petani Kopi di Tengah Pandemi COVID-19
PAGARALAM, SUMSEL, WongKito.co - Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai sektor ekonomi merasakan dampaknya langsung, terutama bidang jasa dan perdagangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Berbeda dengan UMKM yang terdampak langsung pandemi Virus Corona, petani di kawasan Kota Pagaralam seakan tidak merasakan dampak dari pandemi karena saatnya panen kopi.
Salah seorang petani kopi Pagaralam, Ahmad mengatakan selama ini lebih banyak bermalam di kebun karena sejak awal pandemi sudah memasuki musim panen kopi.
"Setiap musim panen, kami memang biasa bermalam di kebun untuk memudahkan petik buah kopi dan menjaga hasil panen yang dijemur," kata dia, Senin (3/8).
Menurut dia, tentunya mereka tetap berupaya mengantisipasi terpapar virus yang melanda dunia itu, namun memang karena sejak awal pandemi sudah beraktivitas di kebun jadi memang cenderung tidak merasakan dampak.
Apalagi, dengan masuknya musim panen kopi maka perekonomian petani membaik, tambah dia.
Hal senada diungkapkan Firdaus sampai kini petani kopi memang masih menunggu hasil panen setiap tahun.
"Mayoritas panen kopi, setahun sekali dan menjadi andalan masyarakat sehingga saat musim panen itulah saat perekomian petani menggeliat," kata dia
Karena itu menurut petani muda ini, wajar saja meskipun pandemi melanda dunia petani kopi tetap perekonomian petani tetap bertahan.
Hal itu, terkait dengan aktivitas musim panen yang bertepatan saat pandemi terjadi, ujar dia.
Sementara Kopi Robusta menjadi andalan petani di kawasan lembah Gunung Dempo. Kopi jenis ini telah ditanam sejak jaman penjajahan Belanda.
Kualitas komoditi tersebut saat ini diakui merupakan salah satu terbaik di Indonesia, khususnya yang diolah secara berkualitas juga.
Di musim panen kopi ini, harga komoditi itu cenderung murah yaitu Rp18 ribu per kilogram. Namun, tahun ini seperti banyak disampaikan hampir sebagian besar petani mendapatkan hasil panen yang berlimpah ketimbang tahun lalu.(ert)