Ragam
Ini Ladang Bisnis Potensial Buat Pebisnis Pemula
BANDARLAMPUNG ,WongKito.co, - Kondisi ekonomi masyarakat selama masa Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM berkelanjutan masih memprihatinkan. Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto menyebut hal itu disebabkan karena adanya tekanan luar biasa pada masyarakat sehingga daya beli mereka pun ikut menurun. Untuk menyiasati kondisi itu, maka upaya menjalankan bisnis di saat pandemi bisa menjadi penyelamat.
Eko menuturkan bahwa ada beberapa lini usaha yang potensial untuk dijalankan pada masa pandemi ini. Pertama adalah bisnis komunikasi. Eko menyebut bahwa pertumbuhan sektor ini adalah yang paling tinggi di masa pandemi.
“Tidak bisa ditandingi dengan lini usaha lain,” kata dia.
Hanya saja menurutnya, usaha komunikasi ini hanya bisa dilakukan oleh korporasi berlevel besar. Pasalnya pengelola harus memfasilitasi layanan internet dan digitalisasi lainnya.
Pada level UMKM, Eko mengungkap bahwa bisnis penjualan multivitamin, obat-obatan herbal dan madu bisa menjadi pilihan. Bisnis itu menurutnya berkembang pesat dan mampu bertahan lama.
“Memang dari data-data juga menggambarkan bahwa tingkat konsumsi yang berkaitan dengan kesehatan dan suplemen sangat tinggi. Jadi, usaha ini bisa dijalankan dan mampu bertahan,” tutur Eko, melansir Kabarsiger.com, jejaring WongKito.co, Senin.
Ia juga menyebut soal bisnis makanan beku secara daring. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu mengutarakan bahwa bisnis makanan beku mampu bertahan lebih lama dan lebih mudah ditransaksikan secara daring. Risiko yang ditimbulkan juga minim, sehingga tidak mudah kadaluarsa atau busuk.
Jeli Lihat Peluang
Di era pandemi, banyak bermunculan pengusaha-pengusaha baru yang menjajal peruntungan di dunia bisnis. Bagi Eko, pegusaha-pengusaha baru ini harus memiliki 3 sifat utama saat menjalankan roda bisnis. Karakter tersebut yaitu tangguh, ulet dan kuat mental.
Menurutnya, 3 karakter ini menjadi penting karena dalam teori ekonomi, pasar adalah satu hal yang sangat dinamis. Dengan demikian masyarakat yang ingin terjun ke dunia bisnis juga dituntut harus cakap membaca peluang yang ada dari situasi yang dinamis tersebut. Eko mencontohkan soal fenomena kekinian bersepeda.
Booming-nya kegiatan bersepeda menandakan segmen olahraga sangat menjanjikan. Hal ini harusnya bisa dibidik dengan tepat oleh pengusaha.
“Tinggal bagaimana calon pengusaha ini membaca tren,” jelas Eko.
Di luar itu, hal lain yang harus dilakukan para pebisnis baru adalah memanfaatkan platform daring. “Go online adalah bagian dari akselerasi pasar. Karena, sekarang semua serba online. Di dalam platform online itu anda juga harus lebih kreatif, agar produk yang dijajakan kemudian dilirik,” tukas dia.
Kecakapan dalam melihat peluang juga seharusnya dilakukan oleh para pengusaha yang telah lebih dulu menjalankan usahanya. “Banyak sektor yang bisa dijadikan ladang usaha baru. Kalau dia levelnya UMKM apalagi mikro, maka berpindah sektor itu cenderung lebih mudah. Contohnya, tadinya dia berjualan mi ayam. Karena kurang laku, maka bisa langsung berpindah haluan menjadi jualan buah-buahan atau multivitamin,” terang Eko.
Dirinya kembali menggarisbawahi, jika seorang pengusaha ingin bertahan maka harus menilik peluang baru yang memiliki demand atau permintaan cukup tinggi. “Tentu saja semua sektor, seperti pakaian, restoran dan kesehatan memiliki peluang bisnis yang baik karena mensupply kebutuhan konsumen,” tambah dia.
Sebetulnya, sektor yang paling terdampak adalah pariwisata. Selama lokasi pariwisata belum dibuka, memang kondisinya akan terus berat. Akan tetapi, jika satu haru nanti tempat pariwisata sudah dibuka dan mulai beroperasi normal, maka masyakarat diprediksi akan antusias dan pariwisata akan kembali ramai. Hal itu tentunya memiliki dampak ikutan pada UMKM di sekitar lokasi wisata, termasuk pada sektor perhubungan.
“Peluang-peluang seperti inilah yang harus dimanfaatkan betul oleh para pengusaha,” tutup Eko. (*)
Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 06 Sep 2021